Portal Pendidikan Rumah Belajar

Merdeka Belajarnya, Rumah Belajar Portalnya, Maju Indonesia.

Kuliah Umum Level 4 Bersama Mas Menteri

Bapak Ibu guru sekalian merupakan cikal dari guru-guru penggerak, guru-guru dengan inisiatif dan semangat tinggi untuk terus berpacu dengan tuntutan zaman.

Tampilkan postingan dengan label GURU BELAJAR. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label GURU BELAJAR. Tampilkan semua postingan

Minggu, 24 Oktober 2021

Langkah Awal Mendesain Belajar Berbasis Kompetensi

Bagaimana Mendesain Belajar Berbasis Kompetensi M

Mari kita sekarang mencoba untuk mendesain Belajar Berbasis Kompetensi.

Pertama yang anda bisa lakukan dikelas adalah: beri tahu murid anda tujuan pembelajaran anda. Jelaskan apa tujuannya, mengapa belajar topik ini penting, dan jelaskan kriteria keberhasilannya.

Anda bahkan bisa memperlihatkan kanvas kerangka tujuan anda kepada murid-murid anda.

 

Kedua diskusikan tujuan pembelajaran tersebut. Anda bisa bertanya, dengan membongkar kata kunci tujuan pembelajaran anda.

Misalnya, tujuan pembelajaran anda adalah: murid memahami perkalian dengan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Anda bisa bertanya kepada murid anda:

  • Apa yang dimaksud perkalian?
  • Apabila kita belajar perkalian, tugas seperti apa yang bisa membuat kita semua memahami perkalian?
  • Apa kegiatan sehari-hari yang melibatkan perkalian?

Dengan diskusi, anda melibatkan siswa dalam menentukan kriteria, dan murid mempunyai kepemilikan dalam proses belajarnya.

 

Ketiga ajak murid membuat pertanyaan terbuka yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran.

Tidak harus melalui kegiatan diskusi verbal, namun bisa dengan menuliskan dalam selembar post it atau dibuku catatan.

Kemudian ajak siswa berbagi pertanyaannya, tanpa dituntut untuk menjawab pertanyaan tersebut.

Kegiatan ini bertujuan untuk membuka perspektif, karena perspektif sangat penting dalam kegiatan memahami.

Murid bisa melihat pertanyaan-pertanyaan yang dibuat oleh temannya dan berpikir kembali mengenai makna tujuan pembelajaran.

 

 

Kegiatan ini bisa anda lakukan mandiri nanti apabila sudah masuk sekolah, atau bisa dilakukan online via wasap grup atau kanal-kanal online learning masing-masing.

Oleh karena itu kegiatan ini butuh komitmen masing-masing akan dilakukan atau tidak, silahkan sesuai kebutuhan.

Jangan lupa, dimensi merdeka belajar adalah:

  1. Komitmen
  2. Mandiri
  3. Refleksi Berbasis Kompetensi

Umpan Balik Untuk Membangun Keberlanjutan

Dalam buku Merdeka Belajar (2017) Puti Hamid menjelaskan  Feedback atau umpan balik adalah kata yang sering kita pakai dalam proses belajar dan mengajar, namun seringkali kita gunakan tanpa pikir panjang atau dalam konteks yang kurang sesuai. Ketika kita berhadapan dengan salah satu murid dan mengucapkan “Kerja yang bagus, nak!” sambil tersenyum, kita beranggapan itu adalah umpan balik. Ketika kita menuliskan skor di kertas hasil kerja murid, kita beranggapan telah memberikan umpan balik. Ketika kita memberitahukan skor hasil kerja murid kepada orangtuanya, anggapannya itu juga bagian dari umpan balik.

 

Berikut adalah beberapa contoh lain dari umpan balik:

● Seorang murid berkata kepada gurunya, “Ibu, saya merasa lebih cepat mengerti materi yang ibu sampaikan apabila ibu menggunakan suara yang halus namun tegas. Cara pengucapan ibu pun jelas, sehingga saya tahu betul apa yang sedang dibicarakan''.

 

● Seorang murid memberikan komentar mengenai cerita yang dituliskan oleh murid lainnya, “Dua paragraf pertama sungguh menarik untuk saya, karena kamu dapat menggambarkan dengan jelas interaksi di antara dua karakter utama. Saya juga dapat merasakan suasana stasiun kereta, lokasi tempat mereka berbincang karena kamu menggunakan kata-kata yang memancing imajinasi saya. Namun ketika memasuki paragraf selanjutnya, saya merasa ada bagian yang hilang dan seperti terlewat sehingga perlahan saya mulai kehilangan atensi untuk terus membaca cerita kamu”.


Berikut karakteristik umpan balik. Anda bisa mempelajari dan merefleksikan dari pengalaman mengajar Anda sehari-hari.   


Aksi yang jelas

Umpan balik yang efektif bersifat nyata, spesifik dan bermanfaat; kesemuanya memberikan informasi yang dapat ditindaklanjuti dengan aksi yang tepat. Sehingga “Kerja yang bagus sekali!” atau “Perbaiki bagian ini” bukanlah bentuk dari umpan balik.

Berkelanjutan

Kesempatan yang harus kita berikan kepada murid setelah proses umpan balik berjalan adalah memberi waktu bagi murid untuk menggunakan umpan balik dari kita dalam memperbaiki performa belajarnya.

Konsistensi

Konsistensi adalah kunci agar umpan balik menjadi hal yang bermanfaat. Umpan balik yang akurat, ajek dan terpercaya akan dapat dengan mudah diterima oleh murid.

Diambil dari Buku Merdeka Belajar (2017)

Cara Memahami Konsep dalam Pembelajaran Pembelajaran Berbasis Kompetensi

Sumber: https://www.sekolah.mu/

Mengajar untuk Pemahaman

Cara Memahami Konsep merupakan praktik pembelajaran yang memandu murid bukan sekedar menguasai konten tapi menguasai pemahaman mendalam terhadap konsep yang dapat diterapkan dalam berbagai konteks.

 

Dalam buku Teaching For Understanding (1964) David Perkins menjelaskan membantu murid untuk memperoleh pemahaman bukan sesuatu yang mudah. Kita seringkali menemukan murid kita memiliki pemahaman yang lebih sedikit daripada yang kita harapkan. Murid kita seringkali bingung tentang pecahanan atau formula aljabar, mereka tidak menemukan inti dari puisi, mereka miliki kesulitan dalam menulis essay yang menggambarkan pemahaman mereka. Terlebih mereka terkadang tidak bisa melihat hubungan antara apa yang mereka pelajari di sekolah dengan apa yang dilakukan di luar sekolah. Bagaimana guru bisa mendorong murid untuk memperoleh pemahaman secara utuh? Pada aktivitas berikutnya Anda akan mempelajari bagaimana cara pandang belajar sebagai ahli.










Belajar Berbasis Kompetensi

Kita telah memahami bahwa tujuan pendidikan tidak hanya sekedar nilai tetapi menyiapkan anak untuk menghadapi tantangan di masa depan. Seperti yang sudah dijelaskan pada aktivitas sebelumnya bahwa pendidikan tidak hanya memberikan ilmu atau pengetahuan. Namun juga memberikan kecakapan. Sehingga yang diperlukan anak tidak hanya sekedar bisa mendapatkan informasi. Bagaimana kompetensi itu tentang keterampilan atau kecapakan bukan hanya tentang konsep atau pemahaman. Menurut Kiza Armour dalam edutopia.org menjelaskan bahwa pembelajaran berbasis kompetensi adalah suatu ide dimana murid mendapatkan gambaran besar tentang pemahaman. Tidak hanya menyelesaikan sejumah tugas dan melompati ketidak pahaman atau tentang nilai. Lantas Bagaimana gambaran anak yang mencapai kompetensi? Berikut terdapat infografik yang bisa Anda pelajari tentang gambaran Apa itu Kompetensi? 


Sumber Gambar: Kampus Guru Cikal 

 

Dalam infografik menggambarkan anak tangga bagaimana proses seseorang bisa dikatakan memiliki kompetensi yaitu mulai dari bawah memiliki pengetahuan, memiliki pemahaman, memiliki keterampilan, menjadi perilaku dan dapat melakukan aksi. Sehingga dapat disimpulkan ketika seseorang memiliki pengetahuan dan paham akan sebuah konsep, hal tersebut tidak serta merta menjadi seseorang memiliki kompetensi. Salah satu miskonsepsi adalah memiliki pemahaman jika karakter adalah kompetensi. Pada infografik ini karakter mengacu pada perilaku, dalam anak tangga perilaku bukanlah puncak anak tangga. Namun yang berada di puncak anak tangga adalah melakukan aksi. Apa yang dimaksud melakukan aksi? Ketika seseorang sudah memiliki pemahaman secara konsep, terampil dan ditunjukkan dalam perilaku, seseorang yang dapat membantu orang lain menyelesaikan persoalan sehari-hari. Sehingga ketika ingin mengembangkan pembelajaran berbasis kompetensi maka guru tidak bisa hanya mengajak anak-anak untuk membaca buku dan mengerjakan soal, namun juga memahami konsep, mempraktikan dalam sehari-hari dan mengajak anak-anak untuk menganalisa isu sekitar.    


Banyak miskonsepsi yang terjadi ketika kita mendengar pembelajaran berbasis kompetensi sehingga membuat kita berpikir apakah mungkin kita bisa menerapkan pembelajaran berbasis kompetensi? Mari menyimak video miskonsepsi pembelajaran berbasis kompetensi yang tersedia pada aktivitas ini. 


Bagaimana murid belajar memahami? Masih ingat bagaimana kita belajar naik sepeda? Tentunya bukan dari membaca instruksi dan mencontoh dari guru, walaupun membaca instruksi atau mencontoh dari orang lain akan bisa membantu. Yang jelas, belajar naik sepeda dengan menaikinya. Dan apabila anda pelajar merdeka, anda mungkin akan memikirkan baik-baik hasil dari belajar anda. Anda pasti akan fokus dengan bagaimana anda mengayuh sepeda anda, menjaga keseimbangan, memusatkan diri pada kekuatan anda, dan memperbaiki kelemahan anda.

 

Sama seperti pemahaman, atau memahami. Apabila memahami topik berarti membangun performa atau kinerja dari topik tersebut, maka belajar memahami seharusnya sejalan dengan melakukan hal-hal yang ingin di pahami. Proses pembelajaran murid idealnya menghabiskan banyak waktu untuk kegiatan yang mengharuskan mereka untuk melakukan hal-hal yang membuat mereka memusatkan diri kepada menjelaskan, membuat kesimpulan, dan pada akhirnya menerapkan pemahamannya. Dan murid harus melakukan ini semua dengan kesadaran diri yang bermakna, tentunya dengan umpan balik yang semestinya agar kinerja mereka menjadi lebih baik. 




 

Banyak aktivitas di sekolah yang bukan aktivitas performa/ kinerja yang bisa membangun pemahaman, malah membangun pengetahuan/informasi atau latihan soal. Terlebih lagi, ketika murid menghadapi persoalan seperti interpretasi puisi atau mendesain eksperimen, mereka mendapat bimbingan yang minim sebagai kriterianya, tanpa umpan balik yang semestinya, sebelum akhirnya mengumpulkan tugas akhirnya. Hal ini terjadi dalam sistem pendidikan kita, dalam bentuk try out berulang-ulang atau mengerjakan soal drilling berulang-ulang, hanya untuk murid pada akhirnya bisa mengerjakan soal, tanpa pemberian umpan balik dari soal-soal yang dikerjakan. Jarang sekali kita meminta murid untuk melakukan refleksi, untuk melihat kembali kekuatan dan kelemahan dari yang sudah dipelajarinya.


Kelas Belajar Kampus Guru Cikal : Pembelajaran Merdeka Belajar Berbasis Kompetensi

https://www.sekolah.mu/


Banyak dari kita mempunyai persepsi bahwa belajar itu bagaimana murid sebanyak-banyaknya menyerap informasi dan materi sehingga kita sebagai guru seringkali memberikan banyak soal dengan tujuan untuk menilai apakah murid tersebut sudah paham materi tersebut. Bila kita umpamakan dengan menyuapi anak makan, dulu kita sebagai guru seringkali fokus pada menyuapi makan anak terus menerus dengan beranggapan anak perlu makan semua makanan sehingga merasa kenyang. Namun, kita tidak memperhatikan apakah suapan itu masuk dan dikunyah anak? Apakah makanan itu bergizi untuk anak? Berikut terdapat tabel yang menjelaskan pembelajaran berbasis konten (pemahaman dahulu) dengan pembelajaran berbasis kompetensi (pemahaman sekarang) 


Klik masing-masing gambar agar lebih jelas terbaca 


Sumber Gambar: Kampus Guru Cikal 

Tujuan pendidikan bukanlah sekedar untuk mendapatkan nilai, namun mempersiapkan kompetensi anak untuk masa depan.

Setuju kah Anda dengan pernyataan di atas? Lantas, bagaimana kita mencapai tujuan pendidikan tersebut? Kuncinya ada pada Merdeka Belajar. Apa itu Merdeka Belajar dan bagaimana karakter murid merdeka belajar?

Merdeka belajar merupakan kemampuan merefleksikan dan menyesuaikan pemikiran, dan perbuatan terhadap perubahan sekitar dalam upaya mencapai tujuan. Ada 3 karakter kunci dalam merdeka belajar yaitu; berkomitmen terhadap tujuan, mandiri menentukan cara, dan reflektif dalam berproses. 

Oleh karena itu, murid yang merdeka belajar terlihat dari sikap-sikap berikut ini

  1. Mandiri mengerjakan tugas belajar
  2. Tahan menghadapi kesulitan
  3. Adaptif menghadapi perubahan

Berikut terdapat infografis yang bisa Anda pelajari mengenai Merdeka Belajar

Klik gambar supaya lebih jelas 




Ketika kita mengatakan anak tersebut memiliki kompetensi ketika anak memiliki pengetahuan, pemahaman, keterampilan, perilaku dan melakukan aksi. Dalam penjelasan tersebut menggambarkan bahwa pembelajaran berbasis kompetensi mendorong anak untuk melakukan aksi. 

 

Lantas bagaimana pembelajaran berbasis kompetensi yang memfasilitasi Merdeka Belajar? Seperti pada penjelasan di aktivitas sebelumnya Merdeka belajar merupakan kemampuan merefleksikan dan menyesuaikan pemikiran, dan perbuatan terhadap perubahan sekitar dalam upaya mencapai tujuan. Ada 3 karakter kunci dalam merdeka belajar yaitu; berkomitmen terhadap tujuan, mandiri menentukan cara, dan reflektif dalam berproses. 

 

Untuk melakukan aksi untuk mencapai kompetensi murid perlu memiliki 3 karakter kunci dalam merdeka belajar yaitu komitmen terhadap tujuan, mandiri menentukan cara dan reflektif dalam berproses. 


Anda tentu bertanya-tanya apa itu cara 5M dan bagaimana menerapkannya dalam pembelajaran numerasi Merdeka Belajar. Cara 5M yang dimaksud adalah:

  1. Memanusiakan Hubungan
  2. Memahami Konsep
  3. Membangun Keberlanjutan
  4. Memilih Tantangan
  5. Memberdayakan Konteks

Nah sekarang mari kita lebih dalam masuk pada penjelasan cara 5M untuk Pembelajaran Berbasis Kompetensi Merdeka Belajar




Dalam pembelajaran berbasis kompetensi merdeka belajar Cara 5M yang penting dilakukan yaitu Memahami Konsep dan Membangun Keberlanjutan. 



Sumber : www.sekolah.mu 













Rabu, 13 Oktober 2021

Mengenal STEM dalam Pembelajaran IPA

Berkenalan dengan STEM bersama SEAMEO Center for Qitep in Science



SEAMEO Center for Qitep in Science dan PPPPTK IPA sebagai  UPT yang memiliki tugas dan fungsi meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga pendidikan di bidang sains mendukung upaya pemerintah dalam optimalisasi implementasi Kurikulum 2013 melalui integrasi STEM dalam pembelajaran sains. Salah satu bentuk dukungan tersebut adalah dengan melatih guru sains untuk memahami dan menguasai pembelajaran sains berbasis STEM dan mengembangkan bahan ajar sains sesuai kurikulum 2013 berbasis STEM.

Untuk membelajarkan peserta didik memiliki keterampilan abad 21, pembelajaran yang harus dilakukan gurupun harus berorientasi pada pembelajaran abad 21, yang memiliki karakteristik atau prinsip-prinsip: 1) pendekatan pembelajaran berpusat pada peserta didik; 2) peserta didik dibelajarkan untuk mampu berkolaborasi; 3) materi pembelajaran dikaitkan dengan permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, pembelajaran harus memungkinkan peserta didik terhubung dengan kehidupan sehari-hari mereka; dan 4) dalam upaya mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang bertanggung jawab.

APA ITU STEM ?

Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat mengakomodir karakteristik pembelajaran abad 21 tersebut adalah pendekatan Science, Technology, Engineering, and Mathematics atau disingkat dengan STEM

STEM merupakan suatu pendekatan dimana Sains, Teknologi, Enjiniiring, dan Matematika diintegrasikan dengan fokus pada proses pembelajaran pemecahan masalah dalam kehidupan nyata. Pembelajaran STEM memperlihatkan kepada peserta didik bagaimana konsep-konsep, prinsip-prinsip sains, teknologi, Enjiniring, dan matematika digunakan secara integrasi untuk mengembangkan produk, proses, dan sistem yang memberikan manfaat untuk kehidupan manusia.

Untuk menyiapkan peserta didik Indonesia memperoleh keterampilan abad 21, yaitu keterampilan cara berpikir melalui berpikir kritis, kreatif, mampu memecahkan masalah dan mengambil keputusan serta cara bekerja sama melalui kolaborasi dan komunikasi, maka pendekatan STEM diadopsi untuk menguatkan impelementasi Kurikulum Nasional (Kurikulum 2013). Pendekatan STEM diyakini sejalan dengan ruh Kurikulum 2013 yang dapat diimplementasikan melalui penggunaan model pembelajaran berbasis proyek (PJBL) dengan menggunakan scientific dan enginering practices.

Berikut ini merupakan bahan ajar Sains berbasis STEM Oleh Yudi Yanuar, M.T pada mata pelajaran IPA kelas IX materi energi dan daya Listrik 

KLIK DISINI untuk mendownload bahan ajar tersebut

DOWNLOAD JUGA TENTANG STEM 

Karakteristik Pendidikan STEM [disini]
Analisis STEM dalam Implementasi Kurikulum 2013 [disini]
Penilaian Autentik [disini]
 STEM dalam Pembelajaran IPA [disini]

DOWNLOAD JUGA LK  ANALISIS STEM 

LK Analisis STEM dalam Kurikulum 2013 [disini]
LK Karakter STEM  [disini]
LK Desain Pembelajaran STEM 2013 [disini]
LK Karakteristik STEM  [disini]

Rabu, 14 Juli 2021

PELAJARAN 3: Seri Semangat Guru (Creativity – Konten dan Teknik Penceritaan)

Salam dan bahagia berikut ini merupakan review pelajaran 3 seri semangat guru pada Program Guru Belajar. Isi Konten oleh Bapak Edward Suhadi, Produser, sutradara, dan pakar story telling. 


Apa itu kemampuan bercerita? 

Kesanggupan atau kekuatan yang dimiliki oleh individu untuk menyampaikan gagasan/ide secara lisan maupun tulisan yang mengisahkan tentang perbuatan, pengalaman atau kejadian.

Apa itu konten?

Segala bentuk komunikasi, terutama audio visual, yang berisi sebuah informasi, hiburan atau ajakan

Tiga tahap membuat konten

Praktik ini terdiri dari tiga komponen:

  • Membuat Rencana
  • Mengeksekusi
  • Memasarkan

Apa kaitannya dengan pembelajaran dengan teknologi?

Kemajuan teknologi dapat membantu kita dalam mengolah kemampuan bercerita. Kejujuran menjadi faktor yang penting.

Selalu kembali dengan melihat diri sendiri. Menarik atau tidak? Informatif atau tidak. Membuat peduli atau tidak? Kita sebagai pembuat  konten selalu dapat menjawab dengan tepat, tapi hambatan terbesarnya: Apakah kita bisa jujur pada diri sendiri?

Kuis Penilaian Awal – Pelajaran 3

Apa isi dari sebuah konten?
A. Informasi
B. Hiburan
C. Ajakan
D. Semua benar

Diantara dibawah ini mana tahapan pertama untuk membuat konten?
 A. Membuat rencana
 B. Memasarkan
 C. Mengeksekusi
 D. Memviralkan

Dibawah ini yang termasuk tiga komponen utama yang perlu diperhatikan pada saat membuat rencana adalah :
 A. Mengerti persis apa masalahnya
 B. Mengerti persis apa solusi paling tepat
 C. Mengerti persis pemirsanya
 D. Semuanya benar

Tiga Kunci dalam eksekusi konten adalah :
A. Impact, Communication, Execution
B. Impact, Execution, Persuasion
C. Impact, Communication, Persuasion
D. Execuion, Persuasion, Impact

Dalam proses pembuatan konten, diperlukan pertanyaan validasi untuk memastikan kontennya bermanfaat, berikut adalah pertanyaan validasi kecuali :
A. Apakah konten ini menarik?
B. Apakah konten ini akan viral?
C. Apakah konten ini informatif?
D. Apakah konten ini membuat orang lain menjadi peduli?

Hook secara literal dapat diartikan sebagai :
A. Pengait
B. Pengikat
C. Pelindung
D. Persatuan

Manakah dari pernyataan di bawah ini yang merupakan definisi dari struktur tiga babak :
A. Elemen yang dapat menarik penonton untuk terus mengikuti cerita yang akan disampaikan
B. Struktur dasar yang digunakan dalam menulis drama, film dan penceritaan
C. Perkenalan pada cerita dan karakter dengan informasi yang relevan dengan penonton
D. Konflik dalam sebuah cerita yang diciptakan sehingga menjadi seru

Hal apa saja yang termasuk dalam struktur tiga babak :
A. Evolusi
B. Revolusi
C. Ekspresi
D. Resolusi

Apa sajakah kelebihan teknik penceritaan?
A. Cerita mudah diingat
B. Cerita menarik perhatian pembaca
C. Cerita menggugah perasaan pembaca
D. Cerita mudah ditebak akhirnya

Siapa yang menunjukkan bahwa fakta 20 kali lebih mungkin diingat jika itu adalah bagian dari sebuah cerita?
A. J.K Rowling
B. Charles Dickens
C. Jerome Bruner
D. Anna Freud

Apakah fungsi utama hook?
 A. Menjadikan konten yang diciptakan menjadi seru dan menarik untuk terus dilihat
B. Membuat penonton melihat ke depan dalam beberapa cara, sehingga mereka akan penasaran dan secara sukarela meneruskan untuk melihat konten yang disajikan
C. Membuat dan membangun konflik dan resolusi yang jelas adalah hal yang membuat seluruh pengalaman belajar berkesan
D. Memastikan kejelasan cerita

Dalam teknik penceritaan, hook adalah :
A. Penentuan apakah cerita ini menarik
B. Membuat konten yang membuat kepedulian
C. Elemen yang dapat menarik penonton untuk terus mengikuti cerita yang akan disampaikan
D. Perkenalan pada cerita dan karakter dengan informasi yang relevan dengan penonton dan keseluruhan cerita

Masalah teratasi merupakan bagian dari struktur tiga babak yaitu :
A. Ekspresi
B. Impact
C. Persuation
D. Resolusi

Apakah yang dapat membuat sebuah konten yng diciptakan menjadi seru?
A. Konflik dan resolusi
B. Communication
C. Plot cerita
D. Peran utama

Manakah yang termasuk dalam tips untuk membangun cerita dalam pengajaran atau pembuatan konten?
A. Menyampaikan dengan pengantar yang tepat
B. Mengerti persis masalahnya
C. Memastikan kejelasan cerita
D. Biarkan konflik menggantung

Silahkan menonton live webinar Creativity : Konten & Teknik Penceritaan pada Rabu, 14 Juli 2021 di SINI

MATERI  “Mari Membuat Konten dengan Teknik Penceritaan” KLIK DISINI

VIDEO : SELALU ADA TELOR CEPLOK KLIK DISINI 
VIDEO : HARGAI KEBERUNTUNGANMU KLIK DISINI

SEMOGA BERMANFAAT

Rabu, 07 Juli 2021

Penjaminan Mutu Pembelajaran Tahun Ajaran 2021/2022 untuk Guru

 

Pemantauan Pembelajaran Tahun Ajaran 2021/2022 untuk Guru

Sumber informasi Program Guru Belajar 

Penjaminan mutu pada satuan pendidikan mutlak harus dijalankan dengan baik. Penjaminan mutu pembelajaran adalah suatu mekanisme yang sistematis dan berkelanjutan untuk memastikan bahwa seluruh proses penyelenggaraan pembelajaran telah sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan. Penjaminan mutu berperan sebagai alat untuk mengawasi mutu satuan pendidikan. Fokus penjaminan mutu ialah peningkatan mutu pada satuan pendidikan secara berkelanjutan. Oleh karena itu, penjaminan mutu dapat mengendalikan penyelenggaraan pembelajaran sehingga berdampak pada layanan satuan pendidikan yang berkualitas kepada peserta didik. 

Pada dasarnya, penjaminan mutu pembelajaran tahun ajaran 2021/2022 dilakukan dengan memantau proses pembelajaran dan merencanakan tindak lanjut pengembangan pembelajaran. Apa yang dimaksud pemantauan proses pembelajaran? Lalu, apa saja tujuan dan jenisnya? Mari, pelajari infografis berikut.






Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, penjaminan mutu diperlukan guru sebagai refleksi dalam menentukan perbaikan pelaksanaan pembelajaran di kelas atau pada mata pelajaran. Pada pelaksanaannya, penjaminan mutu dilakukan dengan mengukur kriteria keberhasilan yang ditetapkan. Adapun kriteria keberhasilan pembelajaran tahun ajaran 2021/2022 bagi guru, diantaranya:

  1. Tingkat kepatuhan terhadap protokol kesehatan dalam pelaksanaan pembelajaran tahun ajaran 2021/2022 di kelas.
  2. Tingkat pelibatan orang tua dalam merencanakan, memandu, melaksanakan, memberi umpan balik, dan mengembangkan pembelajaran. 
  3. Tingkat pelibatan peserta didik dalam merencanakan, melaksanakan, dan memberikan umpan balik terhadap pembelajaran
  4. Upaya refleksi dan perbaikan proses pembelajaran tahun ajaran 2021/2022 kelas/mata pelajaran dalam bentuk mengadopsi praktik pengelolaan pembelajaran dari Guru Belajar dan Berbagi dan/atau membagikan praktik pengelolaan ke Guru Belajar dan Berbagi.

Setelah memahami kriteria keberhasilan pemantauan pembelajaran, guru dapat merumuskan butir-butir pemantauan pembelajaran dari setiap komponen tersebut. Butir pemantauan diperlukan untuk mengukur aspek-aspek terkait pemantauan pembelajaran pada tahun ajaran 2021/2022. Dalam hal ini, guru melakukan penilaian diri (self-assessment) untuk mengukur efektivitas dalam melaksanakan pembelajaran pada tahun ajaran 2021/2022 dengan menilai ketercapaian pelaksanaan pada hasil evaluasi dan hasil verifikasi. 

Pada akhirnya, pembelajaran dikatakan efektif jika mencapai skor 76% – 100%. Bagaimana cara mengetahui skor tersebut? Tabel berikut ini merupakan instrumen penilaian efektivitas pemantauan pembelajaran tahun ajaran 2021/2022. Bapak Ibu Guru dapat menerapkan instrumen berikut ini untuk mengetahui efektivitas pembelajaran yang telah dilakukan.

Pada instrumen pemantauan pembelajaran, Anda akan mendapatkan hasil berupa tingkat efektivitas pembelajaran di masa pandemi. Hasil tersebut dapat Anda kategorikan untuk mengetahui seberapa efektif Bapak Ibu Guru melaksanakan pembelajaran di Tahun Ajaran 2021/2022. Kemudian, apa langkah selanjutnya? Apakah proses pemantauan selesai setelah mendapatkan hasil? Tentu, tidak. Pada dasarnya, pemantauan pembelajaran yang dilakukan guru bukan sekedar pengumpulan data, tetapi juga memastikan adanya pengelolaan dukungan yang dibutuhkan guru dalam menyelenggarakan pembelajaran. Hasil efektivitas digunakan untuk menentukan tindak lanjut pengembangan guna memperbaiki mutu pembelajaran. Berdasarkan hasil efektivitas yang diperoleh, guru dapat menyampaikan pada kepala satuan pendidikan untuk mendapatkan rekomendasi langkah tindak lanjut yang perlu dilakukan. Pada akhirnya, kepala satuan pendidikan dapat menindaklanjuti dengan menyampaikan hasil pada pengawas sekolah/madrasah. Nantinya, hasil rekomendasi tindak lanjut akan dilaporkan pada Dinas/Kanwil guna sinkronisasi kebijakan dan penerapan panduan pembelajaran di Tahun Ajaran 2021/2022. 

Apa saja rekomendasi langkah tindak lanjut pengembangan pembelajaran yang dapat dilakukan guru? Berikut infografis yang menyajikan informasi tersebut.


Kuis Penjaminan Mutu Pembelajaran Tahun Ajaran 2021/2022 untuk Guru
Penjaminan mutu pembelajaran diperlukan untuk memastikan penyelenggaraan pembelajaran sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan.
  • Benar
  • Salah
Penjaminan mutu hanya dilakukan melalui pemantauan proses pembelajaran.
  • Benar
  • Salah
Pemantauan pembelajaran yang dilakukan guru sama halnya dengan penilaian.
  • Benar
  • Salah
Pemantauan pembelajaran yang dilakukan guru digunakan sebagai refleksi untuk melakukan perbaikan mutu proses pembelajaran.
  • Benar
  • Salah
Pemantauan bukan sebatas pengumpulan data, tetapi juga memastikan adanya pengelolaan dukungan yang dibutuhkan guru.
  • Benar
  • Salah
Kriteria keberhasilan pembelajaran di masa pandemi COVID-19 yang digunakan guru tidak mencakup pelibatan orang tua.
  • Benar
  • Salah
Guru dapat mengukur efektivitas pembelajaran di masa pandemi COVID-19 melalui instrumen penilaian diri mencakup hasil evaluasi dan verifikasi.
  • Benar
  • Salah
Salah satu tujuan pemantauan pembelajaran yang dilakukan guru untuk mengetahui tingkat kepatuhan pada protokol kesehatan.
  • Benar
  • Salah
Selain pemantauan pembelajaran, guru juga perlu melakukan penjaminan mutu melalui tindak lanjut pengembangan pembelajaran.
  • Benar
  • Salah
Hasil pemantauan digunakan guru untuk memperoleh rekomendasi langkah tindak lanjut.
  • Benar
  • Salah