Salam dan bahagia Sahabat Sains.
Belajar tentang refleksi merupakan hal yang berkesan bagi saya sebagai guru IPA belakangan ini. Saya mulai belajar jujur dengan diri sendiri. Lebih banyak meluangkan waktu untuk terbuka, berdiskusi dengan anak didik terkait proses yang mereka lalui bersama saya, serta bertanggung jawab atas profesi saya sebagai abdi dari anak didik dengan sepenuh hati.
Untuk membangun kebiasaan refleksi, perlu diawali dulu dengan pemahaman dan kesadaran diri akan penting serta manfaat melakukan refleksi.
Apa sebenarnya makna dari refleksi? Apa bedanya dengan evaluasi?
Evaluasi ialah proses menganalisis peristiwa yang terjadi selama kegiatan pembelajaran dan hasil dari kegiatan tersebut. Kegiatan evaluasi diikuti dengan refleksi. Refleksi ialah proses memaknai secara holistik peristiwa yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran, sehingga para guru mendapatkan informasi bagaimana sebaiknya meningkatkan pembelajaran.
Memaknai secara holistik artinya bukan hanya melihat runutan apa yang terjadi, namun juga mempertimbangkan emosi, rasa, harapan, situasi sekitar, dan lain-lain.
Proses refleksi dapat dilakukan kapan saja,
tanpa perlu meluangkan waktu khusus.
Proses Refleksi penting karena proses refleksi diikuti oleh tindak lanjut.
Tindak lanjut ialah langkah-langkah konkret agar terjadi
perubahan yang lebih baik.
Secara umum, Refleksi berguna untuk:
- Membantu lebih produktif
- Menciptakan pola pikir baru
- Menemukan solusi dari masalah yang terus-menerus terjadi
Manfaat refleksi bagi pengembangan diri pendidik:
- Proses refleksi merupakan langkah pengembangan diri
yang mendasar bagi profesionalitas pendidik. Proses refleksi
akan membantu pendidik mempertahankan rasa ingin tahu
dalam kegiatan belajar pribadi, dan mengembangkan
kebiasaan inkuiri yang mendorong perubahan diri
dan perbaikan terus-menerus dalam praktek mengajar.
- Saat pendidik beradaptasi dengan kurikulum baru dan
strategi pembelajaran baru, proses refleksi dapat membantu
pendidik dalam proses penyesuaian pola pikir.
Dengan demikian, pendidik mampu menjalankan proses
analisa secara kritis terhadap informasi baru yang diperoleh
dan efektivitas penerapannya dalam pembelajaran,
sehingga tingkat pemahaman pun
akan lebih berkembang.
- Proses refleksi yang telah dilakukan tentunya akan
menampilkan keberhasilan maupun kegagalan pendidik.
Kegagalan tentunya penting dan berguna agar pendidik
lebih banyak belajar dan mencari tahu strategi lain
yang lebih efektif dengan membaca ataupun melakukan
eksperimen. Begitupun dengan keberhasilan, strategi
yang telah digunakan belum tentu dapat diulang
dan menghasilkan kesuksesan yang sama.
- Dalam proses refleksi, pendidik dapat mengevaluasi
proses pembelajaran, menentukan bagian yang perlu
dipertahankan, dikembangkan, atau perlu dimodifikasi
hingga pendidik memiliki wawasan yang lebih luas
dan pertimbangan yang lebih matang.
Manfaat refleksi bagi peningkatan kualitas pembelajaran:
- Proses refleksi akan mendorong pendidik untuk berlatih
berpikir kritis tentang hasil rencana pembelajaran
yang telah disiapkan. Selanjutnya, pendidik dapat
mengupayakan berbagai solusi kreatif untuk mengatasi
hambatan dan menemukan cara-cara inovatif untuk
memperbaiki keterampilan mengajar.
Dalam proses refleksi, pendidik dapat mengevaluasi
proses pembelajaran, menentukan bagian yang perlu
dipertahankan, dikembangkan, atau perlu dimodifikasi
hingga pendidik memiliki wawasan yang lebih luas
dan pertimbangan yang lebih matang.
Data yang diperoleh dari proses refleksi terhadap kegiatan
pembelajaran akan membantu pendidik untuk membuat
keputusan tentang rencana kegiatan pembelajaran
di masa mendatang dan pendampingan khusus
yang mungkin perlu untuk dilakukan pada siswa-siswa
tertentu.
- Proses refleksi akan menyelaraskan keyakinan seorang
pendidik tentang kegiatan belajar dan pengalaman nyata
dalam proses belajar mengajar di kelas. Seringkali, pendidik
menemukan bahwa ternyata terdapat ketidaksesuaian
antara asumsi pendidik dengan kenyataan yang terjadi
di dalam kelas. Misalnya, pendidik senior yakin bahwa
pendekatan pembelajaran tertentu pada suatu topik
akan selalu berhasil untuk meningkatkan pemahaman
siswa. Namun dengan proses refleksi diri, pendidik dapat
menyadari bahwa selalu ada peluang untuk lebih
meningkatkan efektivitas pembelajaran di kelas
Apakah manfaat refleksi bagi siswa?
Dengan melakukan refleksi maka siswa akan:
Mengembangkan profil diri siswa yang berhubungan dengan kegiatan refleksi, seperti rasa tanggung jawab, kepemimpinan, empati, kreativitas, daya pikir kritis, dan kreativitas. Dengan demikian, siswa dapat berkembang dalam aspek akademis dan aspek sosial emosional sekaligus.
Memiliki relasi yang lebih positif dengan pendidik karena dapat berekspresi dan berpendapat tentang suasana maupun sistem belajar yang diminati. Partisipasi siswa dalam proses belajar pun akan meningkat
Melatih siswa untuk mengembangkan High Order Thinking Skills (HOTS) atau disebut juga sebagai Fungsi Eksekutif sehingga siswa terlatih untuk melakukan evaluasi mandiri pada tujuan belajar pribadi serta memantau perilaku dan sikap dalam belajar. Dengan demikian, kesadaran diri siswa akan meningkat sehingga siswa terlibat aktif dalam keseluruhan proses belajar dan menjadi pemelajar yang mandiri.
Terdapat tiga sikap dasar
yang dapat mendukung kita
melakukan proses refleksi dalam keseharian, yaitu :
1. Sepenuh Hati
Refleksi dilakukan
tanpa paksaan
dari pihak
manapun dan
atas kesadaran
sendiri bahwa
kegiatan ini
membantu
kita untuk
berkembang
2. Jujur dan Berpikir Terbuka
Proses refleksi
yang efektif
membutuhkan
kejujuran
terhadap apa
yang dipikirkan
dan dirasakan.
Selain itu,
dibutuhkan juga
keterbukaan akan
informasi, saran,
ataupun pendapat
dari orang lain.
Dengan begitu, kita
bisa mendapatkan
gambaran
masalah yang lebih
utuh dan mempermudah memikirkan
solusi.
3. Rasa Tanggung Jawab
Sebagai pendidik,
kita bertanggung
jawab terhadap apa
yang kita ajarkan
dan dampaknya
terhadap peserta
didik kita. Rasa
tanggung jawab
ini harus dimiliki
oleh setiap guru
dengan begitu akan
timbul motivasi
untuk selalu belajar
dan mengembangkan
kemampuan
pedagogi.
Menurut
Stephen Brookfield,
terdapat empat lensa
atau perspektif
yang dapat
kita gunakan
dalam berefleksi,
yaitu :
- Lensa diri:
menggunakan pengalaman pribadi.
- Lensa pemelajar:
menggunakan perspektif peserta didik (diperoleh
melalui: empati, berdialog langsung, melakukan
survey, hasil asesmen, dsb).
- Lensa rekan sejawat:
menggunakan perspektif rekan sejawat (diperoleh
melalui diskusi dan berbagi pengalaman
secara informal)
- Lensa teori atau literatur:
menggunakan informasi yang diperoleh melalui buku,
jurnal, kelas profesional, pelatihan mandiri
di Platform Merdeka Mengajar (PMM), dsb.
Keempat perspektif ini dapat digunakan untuk berkaca
pada diri sendiri dan terus mengembangkan diri
sebagai pendidik.
Apakah yang terjadi apabila guru tidak memiliki kebiasaan refleksi?
Proses pembelajaran hanya akan seperti pengguguran kewajiban saja baik pendidik maupun pada siswa. Sesi belajar akan berlangsung tanpa tujuan yang bermakna bagi masing-masing pihak.
Bagaimana cara memulai membiasakan diri melakukan refleksi?
- Luangkan waktu, buatlah jadwal rutin refleksi diri dan pastikan
Ibu dan Bapak guru tidak terburu-buru dalam menjalani
prosesnya
- Pastikan hasil refleksi tercatat dengan baik. Ibu dan Bapak guru
bisa menuliskan di dalam jurnal pribadi sebagai pengingat akan
proses serta progres refleksi yang telah dilakukan.
- Memiliki rekan bertukar pikiran, dapat memperkaya perspektif
kita dalam proses refleksi. Pilihlah teman Ibu dan Bapak guru
yang cukup jujur dan kritis dalam mengevaluasi proses
pembelajaran yang akan maupun telah dilakukan
Sumber Informasi: Pelatihan Mandiri Platform Merdeka Mengajar