Sabtu, 30 Januari 2021

AKSI NYATA PENERAPAN INKUIRI APRESIATIF MELALUI MADING BALI

Salam dan Bahagia Sahabat Sains

Kali ini saya, Mbok Nyoman akan berbagi aksi nyata Modul 1.3 Pendidikan Guru Penggerak dalam menumbuhkan budaya literasi membaca dan menulis bagi murid di SMP Negeri Satu Atap Sangkan Gunung ketika belajar dari rumah (BDR). Kegiatan ini merupakan sebuah terobosan  ke arah perubahan positif dengan menggiatkan kebiasaan membaca. Seperti apa pelaksanaan aksi Mading Bali? 

Berikut ini merupakan artikel aksi nyata saya dengan melaksanakan pendekatan inkuiri apresiatif dalam mewujudkan sekolah yang berbudaya literasi. Inkuiri apresiatif (IA) merupakan sebuah pendekatan menuju ke arah perubahan dengan mengambil segala kebaikan dan hal positif setiap komponen sekolah. 


PENERAPAN INKUIRI APRESIATIF

MEWUJUDKAN GENERASI LITERAT MELALUI MADING BALI


OLEH:

NYOMAN SRI DARMAYANTI 

CALON GURU PENGGERAK, KABUPATEN KARANGASEM, BALI


A. LATAR BELAKANG

Merdeka belajar adalah kebijakan besar dalam rangka mewujudkan transformasi pengelolaan pendidikan di Indonesia. Salah satu terobosan merdeka belajar, yaitu pelaksanaan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM). Fokus AKM ini akan menguji dua kompetensi siswa yaitu kompetensi literasi dan numerasi. Salah satu tujuan pelaksanaan AKM yaitu menumbuh kembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat.

Jelas AKM ini akan benar-benar membawa perubahan karakter pada siswa apabila guru-guru juga siap menjadi seorang yang literat dalam menyikapi sebuah perubahan. Karena sejatinya semua anak itu 'istimewa' apabila guru bisa mengembangkan keistimewaannya. Literasi membantu kita membentuk pola pikir, perilaku, dan membangun karakter manusia untuk peduli dan bertanggung jawab terhadap dirinya dan masyarakat, serta alam semesta. 

Literasi tidak diartikan dalam konteks yang sempit yakni membaca dengan membawa buku saja, tetapi segala bentuk kegiatan yang bertujuan untuk menumbuhkan kebiasaan untuk gemar membaca dan memberikan pemahaman terhadap peserta didik mengenai pentingnya membaca. Di dalam budaya literasi semua kegiatan dilakukan dengan suasana yang menyenangkan sehingga kegiatan peserta didik tidak merasa bosan saat budaya literasi itu dilaksanakan.Selain itu, bermanfaat juga untuk menumbuhkan mindset bahwa kegiatan membaca itu tidak membosankan bahkan menyenangkan.

Menjawab tantangan budaya literasi yang masih rendah di sekolah, selaku pendidik penulis merencanakan kegiatan aksi nyata Majalah Dinding budaya literasi (MADING BALI). Mengingat di semester genap masih tetap dilakukan pembelajaran secara daring. Maka pembiasaan budaya menuliskan apa yang dibaca dapat dilaksanakan di rumah.

B. TUJUAN KEGIATAN

Adapun tujuan kegiatan Mading Bali ini sebagai berikut:

  1. Menerapkan  pendekatan inkuiri apresiatif menuju perubahan ke arah yang lebih baik bagi sekolah.
  2. Menumbuhkan budaya literasi baca dan tulis ketika belajar dari rumah (BDR).
  3. Memupuk kreativitas dalam membuat majalah dinding (mading).
C. DESKRIPSI AKSI NYATA

Guna menerapkan inkuiri aprsesiatif, untuk mengawali kegiatan Mading Bali saya menggunakan alur BAGJA dalam merealisasikan perubahan menuju budaya literasi bagi peserta didik ketika di rumah. Alurnya sebagai berikut.

Pertama, Buat Pertanyaan
Pertanyaan yang dapat saya simpulkan adalah sebagai berikut:
  1. Bagaimana cara menumbuh kembangkan budaya literasi peserta didik di SMP Negeri Satap Sangkan Gunung?
  2. Dukungan apa saja yang diperlukan?

Kedua, Ambil Pelajaran
Dari pertanyaan di atas, saya menelaah hal positif yang dimiliki sekolah untuk mewujudkan pelaksanaan budaya literasi ketika belajar dari rumah, sebagai berikut
  1. Peserta didik memiliki buku pelajaran, majalah, atau koran dirumahnya yang dapat dibaca.
  2. Pentingnya menumbuhkan budaya membaca dan menulis di masa pandemi ini untuk membiasakan siswa memahami bacaan menuju pelaksanaan asesmen kompetensi minimum (AKM).
Ketiga, Gali Impian
Berdasarkan hal-hal positif yang telah dipilah, langkah selanjutnya adalah menentukan harapan yang disasar dari pelaksanaan kegiatan. Adapun hal yang penulis harapkan melalui kegiatan Mading Bali, yaitu 
  1. Menumbuhkan budaya literasi baca dan tulis ketika belajar dari rumah (BDR).
  2. Memupuk kreativitas dalam membuat majalah dinding (mading).
Keempat, Jabarkan Rencana
Adapun rencana saya sebagai berikut:
  1. Minggu ke-1 di semester genap tahun pelajaran 2020/2021 melakukan komunikasi dengan kasatdik terkait rencana yang akan dilakukan
  2. Minggu ke-2 mulai mensosialisasikan ke peserta didik kelas IX 
  3. Minggu ke-3 Mengumpulkan hasil Mading dan pemberian komentar
  4. Minggu ke-4 Merefleksikan bersama guru lain. 
Kelima, Atur eksekusi
Bagian yang terpenting yaitu eksekusi terhadap rencana. Berikut ini merupakan runtutan kegiatan yang telah saya laksanakan untuk mewujudkan Mading Bali.
  1. Bertemu dengan kasatdik memaparkan rancangan aksi
  2. Mensosialisasikan di Grup WA kelas IX untuk membuka pengumuman pada Classroom terkait aksi Mading Bali.
  3. Mengadakan kesepakatan bersama anak-anak melalui grup WA kelas IX terkait jadwal pengumpulan. Dalam hal ini disepakati satu minggu untuk pengerjaan mading. 
  4. Dokumentasi Karya Mading Bali dan dokumentasi foto ketika mengerjakan dikumpulkan di Classroom mata pelajaran prakarya
  5. Hasil karya berupa mading dikumpulkan ke sekolah dengan kesepakatan waktu pengumpulan supaya tidak bergerombol dan tetap melaksanakan protokol kesehatan ketika ke sekolah. Anak-anak langsung pulang setelah menyetor mading
  6. Hasil kegiatan tersebut dilaporkan kepada guru lain pada rapat rutin bulanan dan diadakan refleksi nilai positif dan kelemahan yang perlu di atasi.
Tolak ukur pelaksanaan aksi nyata ini adalah antusias peserta didik berproses, dimulai dari  kegiatan membaca, menulis, hingga berkreasi dalam pembuatan mading. Hal itu dapat dilihat dari keaktipan mengirim dokumentasi foto kegiatan ke classroom dari proses persiapan hingga finish. Produk berupa mading dikumpulkan dan di cek berapa orang yang sudah mengumpulkan. 

D. HASIL AKSI NYATA

Hasil dari pelaksanaan kegiatan aksi nyata sebagai berikut.
  1. Sekolah sebagai institusi pengembangan karakter pasti memiliki hal positif yang dapat digunakan untuk mewujudkan perubahan menuju budaya literasi warga sekolahnya, utamanya kepada peserta didik sebagai generasi muda. Komitmen guru sangatlah diperlukan dalam menuntun peserta didik menemukan potensi dalam dirinya.
  2. Guru dapat menuntun pembiasaan budaya membaca dan menulis dengan kegiatan yang tidak membosankan. Hal yang dapat dilakukan, yaitu memupuk kreatifitas peserta didik melalui pembuatan majalah dinding. Majalah dinding yang dibuat dibebaskan bentuk dan bahannya sesuai kreasi anak. Anak begitu antusias dalam membaca dan mengambil inti bacaan dan menuliskannya dengan indah pada mading.
  3. Melalui pembuatan majalah dinding, berbagai karya kreasi peserta didik dapat dituangkan dalam mading. Hasil mading sangat luar biasa. Peserta didik sangat antusias mengerjakannya di rumah. Bahan yang digunakan dalam pembuatan mading sangat bervariasi. Tidak ada satupun karya yang isi bacaannya sama. Itu mengindikasikan peserta didik memang benar-benar membaca bacaan dari sumber yang berbeda, tidak sekedar menjiplak bacaan temannya.
E. REFLEKSI AKSI NYATA

Pelaksanaan mading bali sebagai upaya mewujudkan peserta didik yang literat sangat baik diterapkan untuk dijadikan pembiasaan. Walaupun nantinya karya mading tidak dikumpulkan, harapan selanjutnya adalah peserta didik terbiasa membaca sebuah bahan bacaan dan menarik kesimpulan dari apa yang telah dibaca. Hal tersebut akan sejalan dengan program AKM yang tengah didengungkan oleh Kemendikbud.

Hal yang masih menjadi kendala dalam pelaksanaannya adalah beberapa peserta didik ada yang tidak mengumpulkan tugas. Karena tidak mengetahui informasi dikarenakan tidak memiliki HP. 

Sebanyak 2 orang di kelas IXA belum mengumpulkan mading, dikelas IXB 4 orang, dan di kelas IX C hanya 1 orang.  Penulis meminta ke teman yang rumahnya  dekat untuk menginformasikan tugas tersebut dan menitipkan pesan supaya lebih sering berkomunikasi dengn temannya untuk menanyakan tugas karena anak tersebut tidak memiliki hp dikeluarganya. 

F. RENCANA PERBAIKAN DI MASA MENDATANG

Apabila pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan normal secara tatap muka, kegiatan pembuatan mading akan dilanjutkan di sekolah dan dilaksanakan oleh wali kelas masing-masing untuk mengkoordinir pelaksanaannya. Buku yang akan dibaca akan disiapkan oleh tenaga perpustakaan. Hal ini merupakan imbas yang baik dalam pengoptimalan peran perpustakaan sekolah sebagai penyedia sumber bacaan mengingat belum maksimalnya pemanfaatan perpustakaan. 

G. Dokumentasi Kegiatan


Informasi pembuatan mading bali di Classroom


Budaya Membaca

Budaya Membaca


Budaya Membaca 


Membuat Mading

Membuat Mading 

Karya Mading Bali 


Karya Mading Bali

Karya Mading Bali

Karya Mading Bali


Karya Mading Bali




                                       Penilaian mading

3 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.