Portal Pendidikan Rumah Belajar

Merdeka Belajarnya, Rumah Belajar Portalnya, Maju Indonesia.

Kuliah Umum Level 4 Bersama Mas Menteri

Bapak Ibu guru sekalian merupakan cikal dari guru-guru penggerak, guru-guru dengan inisiatif dan semangat tinggi untuk terus berpacu dengan tuntutan zaman.

Kamis, 08 Juni 2023

Belajar Kelas Bintang dari Seni Merawat Bonsai


Sekelumit refleksi diri sebagai penikmat bonsai 


Sumber gambar :

https://www.cekpremi.com/blog/cara-merawat-bonsai/

Setiap insan  menyukai keindahan sebagai bagian dari estetika kehidupannya. Belajar dari Bonsai kita mengenal arti berjuang. Merawat tumbuhan yang mulanya besar menjadi kerdil tidaklah semudah menyuguhkan kopi pahit menjadi  kopi manis. Seni menanam pohon dalam pot  ala bonsai mengajarkan kita menjadi pohon berkelas bintang.

Bonsai di kelas bintang mengajak kita merefleksi diri terkait filosofi dalam kehidupan. “Semakin meningkat secara usia makin matang dan makin berkelas.” Kelas seperti apa yang bisa direfleksikan dari bonsai? Semakin bertambah usia hendaknya kesejukan pikiran dalam mengarungi badai permasalahan dalam kehidupan makin terkompromi. Kebijaksanaan untuk menjadi indah dan sekuat bonsai perlu dicicil untuk dipelajari dalam alur tujuan kehidupan manusia.

Istilah bonsai sendiri berasal dari Jepang yang merupakan seni tradisonal pemeliharaan tanaman dalam sebuah pot dangkal. Tujuannya adalah untuk membuat miniatur dari pohon asli yang besar dan sudah tua di alam bebas. Bonsai dikenal dengan hobi berkelas bintang, menjadi indah dan berharga mensyaratkan kesabaran.

Dalam kontes bonsai juga ada klasifikasinya dan kelas-kelasnya. Ada kelas prospek, kelas regional, kelas madya, kelas utama, dan kelas bintang. Pada masing masing kelas juga ada penilaian best ten dan best in show. Matang adalah syarat sebuah bonsai berkompetisi dalam kelas bintang. Matang yang dimaksud adalah sudah dari segi bentuk sudah menyerupai pohon tua di alamnya tanpa alat bantu lagi yang menempel di pohon tersebut, tanpa kawat tanpa bekas lilitan. Serupa dengan manusia dalam kelas bintang, semua unsur kematangan dalam hidup harus terpenuhi seperti cara berpikir, perkataan dan tingkah laku untuk mencapai tujuan.  


Sabtu, 04 Februari 2023

MENGAPA REFLEKSI ?

Salam dan bahagia Sahabat Sains.


Belajar tentang refleksi merupakan hal yang berkesan bagi saya sebagai guru IPA belakangan ini. Saya mulai belajar jujur dengan diri sendiri. Lebih banyak meluangkan waktu untuk terbuka, berdiskusi dengan anak didik terkait proses yang mereka lalui bersama saya, serta bertanggung jawab atas profesi saya sebagai abdi dari anak didik dengan sepenuh hati.  

Untuk membangun kebiasaan refleksi, perlu diawali dulu dengan pemahaman dan  kesadaran diri akan penting serta manfaat melakukan refleksi.

Apa sebenarnya makna dari refleksi? Apa bedanya dengan evaluasi?

Evaluasi ialah proses menganalisis peristiwa yang terjadi selama kegiatan pembelajaran dan hasil dari kegiatan tersebut. Kegiatan evaluasi diikuti dengan refleksi. Refleksi ialah proses memaknai secara holistik peristiwa yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran, sehingga para guru mendapatkan informasi bagaimana sebaiknya meningkatkan pembelajaran.

Memaknai secara holistik artinya bukan hanya melihat runutan apa yang terjadi, namun juga mempertimbangkan emosi, rasa, harapan, situasi sekitar, dan lain-lain. 

Proses refleksi dapat dilakukan kapan saja, tanpa perlu meluangkan waktu khusus. Proses Refleksi penting karena proses refleksi diikuti oleh tindak lanjut. Tindak lanjut ialah langkah-langkah konkret agar terjadi perubahan yang lebih baik.

Secara umum, Refleksi berguna untuk: 

  • Membantu lebih produktif
  • Menciptakan pola pikir baru
  • Menemukan solusi dari masalah yang terus-menerus terjadi

Manfaat refleksi bagi pengembangan diri pendidik:  

  • Proses refleksi merupakan langkah pengembangan diri yang mendasar bagi profesionalitas pendidik. Proses refleksi akan membantu pendidik mempertahankan rasa ingin tahu dalam kegiatan belajar pribadi, dan mengembangkan kebiasaan inkuiri yang mendorong perubahan diri dan perbaikan terus-menerus dalam praktek mengajar.
  • Saat pendidik beradaptasi dengan kurikulum baru dan strategi pembelajaran baru, proses refleksi dapat membantu pendidik dalam proses penyesuaian pola pikir. Dengan demikian, pendidik mampu menjalankan proses analisa secara kritis terhadap informasi baru yang diperoleh dan efektivitas penerapannya dalam pembelajaran, sehingga tingkat pemahaman pun akan lebih berkembang. 
  • Proses refleksi yang telah dilakukan tentunya akan menampilkan keberhasilan maupun kegagalan pendidik. Kegagalan tentunya penting dan berguna agar pendidik lebih banyak belajar dan mencari tahu strategi lain yang lebih efektif dengan membaca ataupun melakukan eksperimen. Begitupun dengan keberhasilan, strategi yang telah digunakan belum tentu dapat diulang dan menghasilkan kesuksesan yang sama.
  • Dalam proses refleksi, pendidik dapat mengevaluasi proses pembelajaran, menentukan bagian yang perlu dipertahankan, dikembangkan, atau perlu dimodifikasi hingga pendidik memiliki wawasan yang lebih luas dan pertimbangan yang lebih matang.
Manfaat refleksi bagi peningkatan kualitas pembelajaran:  
  • Proses refleksi akan mendorong pendidik untuk berlatih berpikir kritis tentang hasil rencana pembelajaran yang telah disiapkan. Selanjutnya, pendidik dapat mengupayakan berbagai solusi kreatif untuk mengatasi hambatan dan menemukan cara-cara inovatif untuk memperbaiki keterampilan mengajar. Dalam proses refleksi, pendidik dapat mengevaluasi proses pembelajaran, menentukan bagian yang perlu dipertahankan, dikembangkan, atau perlu dimodifikasi hingga pendidik memiliki wawasan yang lebih luas dan pertimbangan yang lebih matang. Data yang diperoleh dari proses refleksi terhadap kegiatan pembelajaran akan membantu pendidik untuk membuat keputusan tentang rencana kegiatan pembelajaran di masa mendatang dan pendampingan khusus yang mungkin perlu untuk dilakukan pada siswa-siswa tertentu.
  • Proses refleksi akan menyelaraskan keyakinan seorang pendidik tentang kegiatan belajar dan pengalaman nyata dalam proses belajar mengajar di kelas. Seringkali, pendidik menemukan bahwa ternyata terdapat ketidaksesuaian antara asumsi pendidik dengan kenyataan yang terjadi di dalam kelas. Misalnya, pendidik senior yakin bahwa pendekatan pembelajaran tertentu pada suatu topik akan selalu berhasil untuk meningkatkan pemahaman siswa. Namun dengan proses refleksi diri, pendidik dapat menyadari bahwa selalu ada peluang untuk lebih meningkatkan efektivitas pembelajaran di kelas

    Apakah manfaat refleksi bagi siswa?
Dengan melakukan refleksi maka siswa akan: 
Mengembangkan profil diri siswa yang berhubungan dengan kegiatan refleksi, seperti rasa tanggung jawab, kepemimpinan, empati, kreativitas, daya pikir kritis, dan kreativitas. Dengan demikian, siswa dapat berkembang dalam aspek akademis dan aspek sosial emosional sekaligus. 
Memiliki relasi yang lebih positif dengan pendidik karena dapat berekspresi dan berpendapat tentang suasana maupun sistem belajar yang diminati. Partisipasi siswa dalam proses belajar pun akan meningkat 
Melatih siswa untuk mengembangkan High Order Thinking Skills (HOTS) atau disebut juga sebagai Fungsi Eksekutif sehingga siswa terlatih untuk melakukan evaluasi mandiri pada tujuan belajar pribadi serta memantau perilaku dan sikap dalam belajar. Dengan demikian, kesadaran diri siswa akan meningkat sehingga siswa terlibat aktif dalam keseluruhan proses belajar dan menjadi pemelajar yang mandiri.

Terdapat tiga sikap dasar yang dapat mendukung kita melakukan proses refleksi dalam keseharian, yaitu :

1. Sepenuh Hati

Refleksi dilakukan tanpa paksaan dari pihak manapun dan atas kesadaran sendiri bahwa kegiatan ini membantu kita untuk berkembang

2. Jujur dan Berpikir Terbuka

Proses refleksi yang efektif membutuhkan kejujuran terhadap apa yang dipikirkan dan dirasakan. Selain itu, dibutuhkan juga keterbukaan akan informasi, saran, ataupun pendapat dari orang lain. Dengan begitu, kita bisa mendapatkan gambaran masalah yang lebih utuh dan mempermudah memikirkan solusi.

3. Rasa Tanggung Jawab

Sebagai pendidik, kita bertanggung jawab terhadap apa yang kita ajarkan dan dampaknya terhadap peserta didik kita. Rasa tanggung jawab ini harus dimiliki oleh setiap guru dengan begitu akan timbul motivasi untuk selalu belajar dan mengembangkan kemampuan pedagogi.

Menurut Stephen Brookfield, terdapat empat lensa atau perspektif yang dapat kita gunakan dalam berefleksi, yaitu : 

  1. Lensa diri: menggunakan pengalaman pribadi.
  2. Lensa pemelajar: menggunakan perspektif peserta didik (diperoleh melalui: empati, berdialog langsung, melakukan survey, hasil asesmen, dsb).
  3. Lensa rekan sejawat: menggunakan perspektif rekan sejawat (diperoleh melalui diskusi dan berbagi pengalaman secara informal)
  4. Lensa teori atau literatur: menggunakan informasi yang diperoleh melalui buku, jurnal, kelas profesional, pelatihan mandiri di Platform Merdeka Mengajar (PMM), dsb. 

Keempat perspektif ini dapat digunakan untuk berkaca pada diri sendiri dan terus mengembangkan diri sebagai pendidik.

Apakah yang terjadi apabila guru tidak memiliki kebiasaan refleksi?

Proses pembelajaran hanya akan seperti pengguguran kewajiban saja baik pendidik maupun pada siswa. Sesi belajar akan berlangsung tanpa tujuan yang bermakna bagi masing-masing pihak.

Bagaimana cara memulai membiasakan diri melakukan refleksi?

  1. Luangkan waktu, buatlah jadwal rutin refleksi diri dan pastikan Ibu dan Bapak guru tidak terburu-buru dalam menjalani prosesnya 
  2. Pastikan hasil refleksi tercatat dengan baik. Ibu dan Bapak guru bisa menuliskan di dalam jurnal pribadi sebagai pengingat akan proses serta progres refleksi yang telah dilakukan. 
  3. Memiliki rekan bertukar pikiran, dapat memperkaya perspektif kita dalam proses refleksi. Pilihlah teman Ibu dan Bapak guru yang cukup jujur dan kritis dalam mengevaluasi proses pembelajaran yang akan maupun telah dilakukan


Kamis, 01 September 2022

Menavigasi Diri Menuju Well Being Melalui Kepemimpinan Murid (Student Agency)

Sebuah analogi dalam memaknai merdeka berpikir dalam kurikulum merdeka. Seorang pendidik dianalogikan sebagai pemandu dan murid dianalogikan sebagai pendaki gunung. Tugas sebagai pemandu adalah menuntun pendaki untuk mencapai puncak. 

 

Ini ibarat seorang pendidik menuntun murid hingga sampai pada tujuan belajarnya. Pemandu lebih awal mencapai rute terbaik karena sudah lebih awal mengetahui rute yang biasa dijalaninya. Ibarat seorang pendidik merencanakan langkah-langkah pembelajaran terhadap muridnya. Pemandu memilih tempat istirahat sejenak bagi pendaki untuk melihat pemandangan dan rute yang telah dilalui. Ibaratkan seorang guru yang tengah melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukannya. 

Analogi ini sejalan dengan filosofi dan metafora “menumbuhkan padi”, Ki Hajar Dewantara bahwa dalam mewujudkan pembelajaran yang berpusat pada murid,  kita harus secara sadar dan terencana membangun ekosistem yang mendukung pembelajaran murid sehingga mampu memekarkan mereka sesuai dengan kodratnya. Murid secara natural adalah seorang pengamat, penjelajah, penanya, yang memiliki rasa ingin tahu atau minat terhadap berbagai hal tanpa melupakan kodrat alam dan kodrat zamannya. 



                                                        
Sumber Foto: Dokumen Pribadi

Melalui rasa ingin tahu serta interaksi dan pengalaman mereka dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya, mereka kemudian mongkonstruksi pemahaman tentang diri mereka, orang lain, lingkungan sekitar, maupun dunia yang lebih luas. Murid bukanlah kertas kosong, mereka memiliki potensi yang telah dibawanya dari lahir. Murid-murid kita sebenarnya memiliki kemampuan atau kapasitas untuk mengambil bagian atau peranan dalam proses belajar mereka sendiri. Namun, terkadang guru atau orang dewasa memperlakukan murid-murid seolah-olah mereka tidak mampu membuat keputusan, pilihan atau memberikan pendapat terkait dengan proses belajar mereka. Kadang-kadang kita bahkan tanpa sadar membiarkan murid-murid kita secara sengaja menjadi tidak berdaya (learned helplessness), dengan secara sepihak memutuskan semua yang harus murid pelajari dan bagaimana mereka mempelajarinya, tanpa melibatkan peran serta mereka dalam proses pengambilan keputusan tersebut. 



Sumber Foto: Dokumen Pribadi

Dengan demikian, saat kita merancang sebuah program/kegiatan pembelajaran di sekolah, baik itu intrakurikuler, ko-kurikuler, atau ekstrakurikuler, maka murid juga seharusnya menjadi pertimbangan utama. Pertanyaannya kemudian adalah sejauh mana kita dapat menempatkan murid dalam proses pengambilan keputusan terkait dengan program/kegiatan pembelajaran tersebut?

Berkaitan dengan pengambilan keputusan terhadap metode yang diinginkan oleh murid untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya, guru sebagai penuntun dalam pembelajaran dapat menganalisis kebutuhan belajar murid dengan melakukan analisis kognitif di awal pembelajaran. caranya dengan :

1. Mengamati perilaku murid
2. Mengidentifikasi pengetahuan awal
3. Meriview dan melakukan refleksi terhadap praktik pengajaran
4. Coaching terkait potensi
5. Membaca raport murid dari kelas sebelumnya
6. Menggunakan survei

Berikut contoh hasil analisis diagnosis di awal pembelajaran terhadap kesiapan belajar murid dan minat murid mempelajari materi pengukuran murid berdasarkan gaya belajarnya.

Sumber : Dokumen Pribadi

Agar kita dapat menjadikan murid sebagai pemimpin bagi proses pembelajarannya sendiri, maka kita perlu memberikan kesempatan kepada murid untuk mengembangkan kapasitasnya dalam mengelola pembelajaran mereka sendiri, sehingga  potensi kepemimpinannya dapat berkembang dengan baik.  Peran guru adalah mendampingi murid agar pengembangan potensi kepemimpinan mereka tetap sesuai kodrat, konteks, dan kebutuhannya. Guru membiasakan mengurangi kontrol terhadap mereka. 

Sumber Foto: Dokumen Pribadi

Saat murid memiliki kontrol atas apa yang terjadi, atau merasa bahwa mereka dapat mempengaruhi sebuah situasi inilah, maka murid akan memiliki apa yang disebut dengan “agency”.  Agency berasal dari bahasa inggris yang diartikan sebagai kapasitas seseorang untuk mempengaruhi fungsi dirinya dan arah jalannya peristiwa melalui  tindakan yang dibuatnya. Murid mendemonstrasikan “student agency”  ketika mereka mampu mengarahkan pembelajaran mereka sendiri, membuat pilihan-pilihan, menyuarakan opini, mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan rasa ingin tahu, berpartisipasi dan berkontribusi pada komunitas belajar, mengkomunikasikan pemahaman mereka kepada orang lain, dan melakukan tindakan nyata sebagai hasil proses belajarnya.

Jika kita mengacu pada OECD (2021), ‘kepemimpinan murid’ berkaitan dengan pengembangan identitas dan rasa memiliki. Ketika murid mengembangkan agency, mereka mengandalkan motivasi, harapan, efikasi diri, dan growth mindset (pemahaman bahwa kemampuan dan kecerdasan dapat dikembangkan) untuk menavigasi diri mereka menuju kesejahteraan lahir batin (wellbeing). Hal inilah yang kemudian memungkinkan mereka untuk bertindak dengan memiliki tujuan, yang membimbing mereka untuk berkembang di masyarakat.

Konsep kepemimpinan murid  sebenarnya berakar pada prinsip bahwa murid memiliki kemampuan dan keinginan untuk secara positif mempengaruhi kehidupan mereka sendiri dan dunia di sekitar mereka. Kepemimpinan murid dapat dilihat sebagai kapasitas untuk menetapkan tujuan, melakukan refleksi dan bertindak secara bertanggung jawab untuk menghasilkan perubahan. Kepemimpinan murid adalah tentang murid yang bertindak  secara aktif; dan membuat keputusan serta pilihan yang bertanggung jawab, daripada hanya sekedar menerima apa yang ditentukan oleh orang lain. Ketika murid menjadi agen dalam pembelajaran mereka sendiri, yaitu ketika mereka berperan aktif dalam memutuskan apa dan bagaimana mereka akan belajar, maka mereka cenderung menunjukkan motivasi yang lebih besar untuk belajar dan lebih mampu menentukan tujuan belajar mereka sendiri. Lewat proses yang seperti ini, murid-murid akan secara natural mempelajari keterampilan belajar (belajar bagaimana belajar). Keterampilan belajar ini adalah sebuah keterampilan yang sangat penting, yang dapat dan akan mereka gunakan sepanjang hidup mereka.

Sumber Pustaka : OECD (2021), 21st-Century Readers: Developing Literacy Skills in a Digital World. PISA. OECD Publishing. Paris. Diakses pada https://doi.org/10.1787/a83d84cb-en. Tanggal 12 Agustus 2022 


Kamis, 04 Agustus 2022

DOWNLOAD RESUME DIKLAT PENGEMBANGAN TP, ATP, DAN MA

Hai sahabatsains 

Salam bahagia

Kali ini Mbok Nyoman akan berbagi resume kegiatan diklat yang telah dilaksanakan oleh MGMP IPA Kabupaten Karangasem. 



LATAR BELAKANG KEGIATAN
Kurikulum merdeka merupakan satu dari sekian banyak episode perubahan kebijakan yang dilaksanakan oleh Kemendikbudristekdikti. Kurikulum ini merupakan jawaban dari tantangan yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia yang bertujuan untuk mewujudkan peserta didik yang kompeten secara akademik dan non akademik serta berkarakter/berkepribadian sesuai profil pelajar Pancasila. Kurikulum ini yang sebelumnya disebut sebagai kurikulum prototype memang sedikit berbeda dengan kurikulum 2013 diantaranya dari struktur kurikulum, capaian pembelajaran, asessmen dan lainnya. Capaian pembelajaran pada kurikulum merdeka bukan lagi per tingkat kelas namun dilaksanakan per fase.Sebagai seorang pendidik, guru harus tanggap pada perubahan kebijakan yg yang terjadi dalam pelaksanaan kurikulum merdeka. Pada bagian intrakurikuluer, perubahan dasar yang harus diketahui guru dalam kurikulum merdeka antara lain perubahan dari KI-KD menjadi capaian pembelajaran (CP), silabus menjadi alur tujuan pembelajaran (ATP) serta RPP yang berubah menjadi Modul Ajar.  Asessmen pada kurikulum merdeka juga mengalami perubahan. Pada kurikulum merdeka asessmen dilaksanakan sebelum dan pada saat pembelajaran dalam bentuk asessmen formatif, serta di akhir pembelajaran dalam bentuk asessmen sumatif. Selain asessmen, Modul Ajar yang menjadi pedoman bagi guru pada saat pembelajaran di kelas juga harus mencantukan pertanyaan pemantik dan pemahaman bermakna pada setiap pertemuan. Selain perubahan pada strukutr intrakurikuler, kurikulum merdeka juga mewajibkan pelaksanaan proyek pengembangan profil pelajar Pancasila. Hal ini bertujuan untuk mewujudkan peserta didik berkarater sesuai dengan profil pelajar Pancasila antara lain berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, berpikir kritis dan kreatif. Berbagai perubahan tersebut harus dipahami oleh guru sebelum melaksanakan pembelajaran di kelas, agar guru tidak bingung dalam melaksanakan pembelajaran sesuai kurikulum merdeka. Beranjak dari situasi tersebut, Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) IPA SMP Kabupaten Karangasem berinisiatif melaksanakan diklat pengembangan TP, ATP dan modul ajar berdasarkan capaian pembelajaran IPA pada fase D (SMP kelas VII sd IX). Diklat ini ditujukan untuk meningkatkan pemahaman guru IPA di Kabupaten Karangasem tentang kurikulum merdeka. Selain itu, kegiatan diklat ini juga diharapkan dapat menjadi ajang bagi guru IPA untuk mempersiapkan berbagai kelengkapan administrasi sesuai tuntutan kurikulum merdeka.

RESUME KEGIATAN

A.  Nama Kegiatan

Nama kegiatan : Diklat Pengembangan TP, ATP dan Modul Ajar Berdasarkan CapaianPembelajaran IPA pada Fase D


B. Penyelenggara

Penyelenggara kegiatan ini adalah Musyawarah Guru Mata Pelajaran IPA dengan dikoordinasikan oleh Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga  Kabupaten Karangasem.

 

C. Waktu dan Tempat

Kegiatan Diklat ini dilaksanakan pada :

Hari / tanggal        :  Kamis, 14 Juli  s/d 18 Juli 2022

 

D. Pola Kegiatan

Pola kegiatan diklat ini dilaksanakan secara luring dengan 32 Jam Pelajaran

 

E. Tujuan

Adapun kegiatan ini bertujuan untuk:

  1. Meningkatkan pemahaman guru IPA tentang kurikulum merdeka;
  2. Meningkatkan pemahaman guru IPA tentang capaian pembelajaran (CP), tujuan pembelajaran (TP), alur tujuan pembelajaran (ATP) dan modul ajar (MA) serta asessmennya;
  3. Meningkatkan kemampuan guru IPA dalam menyusun tujuan pembelajaran (TP), alur tujuan pembelajaran (ATP) dan modul ajar (MA) serta asessmennya;
  4. Meningkatkan pemahaman guru IPA tentang proyek pengembangan profil pelajar Pancasila.

 

F.  Hasil yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan pada kegiatan ini, peserta diklat memiliki kemampuan antara lain sebagai berikut:

  • Mampu memahami kurikulum merdeka;
  • Mampu memahami capaian pembelajaran (CP), tujuan pembelajaran (TP), alur tujuan pembelajaran (ATP) dan modul ajar (MA) serta asessmennya;
  • Mampu menyusun tujuan pembelajaran (TP), alur tujuan pembelajaran (ATP) dan modul ajar (MA) serta asessmennya;
  • Mampu memahami proyek pengembangan profil pelajar Pancasila.

G. Struktur Program

Kegiatan diklat pengembangan TP, ATP dan modul ajar berdasarkan capaian pembelajaran IPA pada fase D ini dilaksanakan secara luring dengan struktur sebagai berikut:




H.  Peserta

Adapun peserta workshop ini adalah perwakilan guru IPA dari seluruh SMP/MTS/Satap Negeri dan swasta di Kabupaten Karangasem utamanya guru kelas VII.

 

I.    Instruktur

Adapun instruktur / pemateri pada kegiatan diseminasi ini adalah sebagai berikut:


J. Dampak Mengikuti Kegiatan

    Adapun dampak dari mengikuti kegiatan diklat  ini sebagai berikut 

  1. Memahami tentang kurikulum merdeka;
  2. Memahami tentang capaian pembelajaran (CP), tujuan pembelajaran (TP), alur tujuan pembelajaran (ATP) dan modul ajar (MA) serta asessmennya;
  3. Memahami langkah menyusun tujuan pembelajaran (TP), alur tujuan pembelajaran (ATP) dan modul ajar (MA) serta asessmennya;
  4. Memahami tentang proyek pengembangan profil pelajar Pancasila.

K. Tindak Lanjut

      Adapun tindak lanjut dari mengikuti kegiatan ini adalah membuat dokumen capaian pembelajaran (CP), tujuan pembelajaran (TP), alur tujuan pembelajaran (ATP) dan modul ajar (MA) serta asessmennya untuk diterapkan di sekolah 


KLIK DISINI UNTUK MENDAPATKAN FILE DALAM BENTUK PDF

cara download: klik DISINI,  Klik Create Link, dan klik Get Link





DOKUMENTASI KEGIATAN





















HASIL PELATIHAN BERUPA MODUL AJAR DAPAT DIUNDUH DISINI

Minggu, 24 Juli 2022

DOWNLOAD PERATURAN TERKAIT PENDIDIKAN TERBARU

Salam dan Bahagia sahabatsains



Sebagai seorang guru tentunya sahabat wajib mengetahui perubahan  kebijakan terkait pendidikan. Regulasi tentang pendidikan perlu dipahami sebagai pedoman oleh penyelenggara pendidikan, utamanya guru sebagai ujung tombak pendidikan.

Kali ini admin sahabatsains.com  membagikan peraturan terkait pendidikan. 

Caranya mendownload klik DISINI kemudian Klik Safelink, Createlink dan GetLink menuju tautan.

  1. Permendikbudristek Nomor 7 Tahun 2022 tentang Standar Isi pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah [DISINI]
  2. Permendikbudristek Nomor 5 Tahun 2022 tentang Standar Kompetensi Lulusan pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah [DISINI]
  3. Permendikbudristek Nomor 16 Tahun 2022 tentang Standar Proses pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah [DISINI]
  4. Permendikbudristek Nomor 21 Tahun 2022 tentang Standar Penilaian Pendidikan pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah [DISINI]
  5. Permendikbudristek Nomor 2 Tahun 2022 tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini, Bantuan Operasional Sekolah, dan Bantuan Operasional Penyelenggaraan Pendidikan Kesetaraan [DISINI]
  6. Permendikbudristek Nomor 3 Tahun 2022 tentang Petunjuk Operasional Dana Alokasi Khusus Fisik Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2022 [DISINI]
  7. Kepmendikbudristek Nomor 262/M/2022 Tentang Perubahan Kepmendikbudristek Nomor 56/M/2022 Tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Merdeka Dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran [DISINI]
  8. Keputusan Kepala BSKAP Nomor 033/H/KR/2022 Tentang Perubahan Atas Keputusan Kepala BSKAP Nomor 008/H/KR/2022 Tentang Revisi Capaian Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah pada Kurikulum Merdeka [DISINI] revisi Juni
  9. Keputusan Kepala BSKAP Nomor 009/H/KR/2022 Tentang Dimensi dan Elemen Profil Pelajar Pancasila  pada Kurikulum Merdeka [DISINI]


PANDUAN TENTANG KURIKULUM MERDEKA 

  1. Panduan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila [DISINI]
  2. Panduan Pembelajaran dan Asesmen [DISINI] rev Juni 
  3. Konsep dan Komponen Modul Ajar [DISINI]
  4. Konsep Alur Tujuan Pembelajaran [DISINI]
  5. Prinsip Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan [DISINI]
  6. Prinsip dan Prosedur Penyusunan Modul Ajar [DISINI]
  7. Konsep Tujuan Pembelajaran [DISINI]
  8. Asesmen Diagnostik [DISINI]
  9. Kerangka Kurikulum, Prinsip Pembelajaran, dan Asesmen  [DISINI]
  10. Asesmen Formatif dan Sumatif [DISINI]
  11. Komponen Kurikulum Operasional [DISINI]
  12. BUKU Panduan Pembelajaran dan Asesmen  [DISINI]

Sabtu, 23 April 2022

Bingkai Kompetisi Sains Terpadu VIII se-Bali MGMP IPA Karangasem

"Veritas Vos Liberabit"

 Kebenaran akan membebaskanmu





Kompetisi Sains Terpadu (KST)  Tingkat SMP se-Bali merupakan perhelatan yang diselenggarakan oleh MGMP IPA SMP Kabupaten Karangasem. Perhelatan ini merupakan program yang rutin dilaksanakan tiap tahunnya dan menjadi icon pembiasaan literasi sains di Karangasem. 

Mengusung tema "Kompetisi Sains Terpadu VIII Gerakkan Budaya Literasi Sains dalam Bingkai Merdeka Belajar", MGMP IPA SMP Karangasem berkomitmen menumbuhkembangkan kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis, sistematis, kreatif, dan inovatif  sebagai bekal kehidupan. Melalui KST VIII, MGMP IPA Karangasem dengan dukungan Bupati Karangasem, Kadisdikpora Karangasem, MKKS SMP Karangasem, dan Kordinator Pengawas Sekolah memberikan apresiasi kepada peserta didik yang berprestasi dalam bidang Sains.

KST VIII diikuti oleh 242 peserta dari 51 sekolah di Bali. KST VIII dilaksanakan dalam dua babak, yaitu babak penyisihan dan babak final. Babak penyisihan di Aula Sabha Widya Praja Disdikpora Karangasem tanggal 20 April 2022 diawali dengan pembukaan kegiatan oleh Bapak Bupati Karangasem, I Gede Dana dihadiri oleh Bapak Kadisdikpora Karangasem, ketua MKKS SMP Karangasem, dan Kordinator Pengawas di Karangasem. 

Pembukaan kegiatan  oleh Bupati Karangasem


Penyisihan dilakukan di sekolah masing-masing secara online dengan dipantau menggunakan aplikasi Google Meet. Hasil babak penyisihan mencetak 20 peserta terbaik yang melenggang ke babak final secara luring bertempat di Aula Sabha Widya Praja Disdikpora Karangasem. 

Dokumentasi Peserta KST VIII 


DOWNLOAD DISINI NAMA PESERTA KST VIII

HASIL BABAK PENYISIHAN


DOWNLOAD DISINI HASIL BABAK PENYISIHAN 

Hasil babak final  sebagai berikut 
Juara 1 diraih oleh I Putu Rajendra Pradana Putra dari SMPN 4 Singaraja
Juara 2 diraih oleh I Gede Wahyu Dipta Pariandika dari SMPN 2 Amlapura
Juara 3 diraih oleh Joshua Setia Imanuel dari SMPN 4 Singaraja
Juara harapan 1 diraih oleh Ni Kadek Hepi dari Jelita Meila dari SMPN 2 Amlapura
Juara harapan 2 diraih oleh Ni Made Purnami dari SMPN 1 Amlapura
Juara harapan 3 diraih oleh I Made Reeyza dari SMPN 1 Amlapura



Download DISINI hasil Babak Final

Dokumentasi Kegiatan 




Audiensi dengan Bapak Bupati Karangasem bertempat di kantor Bupati Karangasem


Juara 1, 2, dan 3 KST VIII se-Bali


Penyerahan voucher kepada juara harapan


Juara Harapan 1, 2 dan 3 KST VIII se-Bali



Pelaksanaan penyisihan di Aula Disdikpora

Antusias penyisihan secara online 

Antusias penyisihan secara online  

Antusias penyisihan secara online 

Antusias Penyisihan Secara Online 

Antusias Penyisihan Secara Online

Acara ini juga disupport oleh Wikrama print dan Ganesha Operation Karangasem.  


Sponsor dari Ganesha Operation (GO) Karangasem

kecerian Tim Panitia


Keceriaan Tim Panitia


Keceriaan Panitia

Juara Final KST VIII



Pelaksanaan Final 20 Besar Peserta Terbaik 


Penyerahan Piala Juara


Penutupan KST VIII oleh bapak Kadisdikpora yang diwakili oleh Bapak Kabid SMP


Terimakasih kami ucapkan kepada segenap pihak yang telah membantu kelancaran KST VIII Tingkat SMP se-Bali Tahun 2022. 

Jayalah terus MGMP IPA di hari jadi ke-14 (23 April 2022)