Portal Pendidikan Rumah Belajar

Merdeka Belajarnya, Rumah Belajar Portalnya, Maju Indonesia.

Kuliah Umum Level 4 Bersama Mas Menteri

Bapak Ibu guru sekalian merupakan cikal dari guru-guru penggerak, guru-guru dengan inisiatif dan semangat tinggi untuk terus berpacu dengan tuntutan zaman.

Sabtu, 12 Agustus 2023

Besaran, Satuan, dan Pengukuran Kelas 7

Mari belajar IPA bersama Sahabat Sains. Kali ini kita akan belajar terkait besaran, satuan, dan pengukurannya.



Pengertian Istilah

Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur (dinyatakan dengan nilai/angka) dan mempunyai satuan. Contoh besaran seperti, panjang, massa, waktu, luas, volume, suhu, kecepatan, dan sebagainya.

Satuan adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyatakan hasil pengukuran atau pembanding dalam suatu pengukuran tertentu. Contoh satuan seperti km, m, g, kg, mL, L, N, watt, J, dan sebagainya.

Mengukur adalah membandingkan besaran dengan besaran sejenis sebagai satuan; menghasilkan ukuran yang terdiri atas nilai dan satuan. Contoh kegiatan mengukur,misalnya mengukur panjang meja dengan penggaris dengan cara membandingkan panjang meja dan panjang penggaris. Misal hasil pengukuran panjang meja sama dengan 100 sentimeter. Mengukur membutuhkan alat ukur. Alat ukur harus sesuai dengan besaran yang akan diukur. Diperlukan satuan yang yang disepakati bersama untuk semua orang. Satuan yang disepakati ini disebut satuan baku.

Mari mendalami tentang Besaran

Besaran pokok adalah besaran yang tak tergantung pada besaran-besaran yang lain. Besaran pokok bisa diukur secara langsung dan dijadikan sebagai dasar besaran yang lainnya.

Tabel Besaran Pokok


Penjelasan masing-masing besaran pokok
1. Panjang

  • Penggaris
  • Pita ukur
  • Jangka sorong
  • Mikrometer sekrup

Lambang besaran : l
Satuan panjang: meter
Lambang satuan: m

2. Massa
  • Neraca pasar
  • Neraca lengan
  • Neraca kimia
  • Neraca pegas
  • Neraca digital
Lambang besaran: m
Satuan massa: kilogram
Lambang satuan: kg

3. Waktu
  • Jam matahari
  • Jam pasir
  • Jam tangan
  • Jam dinding
  • Stopwatch
  • Jam atom
Lambang besaran: t
Satuan waktu: sekon
Lambang satuan: s

4. Kuat Arus
Kuat arus diukur dengan menggunakan amperemeter. Bagian terpenting amperemeter disebut galvanometer. Galvanometer bekerja berdasarkan gaya antara medan magnet dan kumparan berarus hasilnya akan ditampilkan dalam skala yang terdapat pada amperemeter.

Lambang besaran: I
Satuan kuat arus: ampere
Lambang satuan: A

5. Suhu / Temperatur
Alat untuk mengukur suhu adalah termometer. Termometer ada dua jenis non-logam dan logam. Termometer non-logam contohnya adalah termometer udara, termometer cairan, dan termometer listrik.  Termometer logam contohnya adalah termometer bimetal mekanik.

Lambang besaran: T
Satuan suhu: kelvin
Lambang satuan: K

6. Intensitas Cahaya
Alat untuk mengukur intensitas cahaya adalah candlemeter atau luxmeter.

Lambang besaran: Iv
Satuan intensitas cahaya: kandela
Lambang satuan: cD

7. Jumlah Zat
Jumlah zat tidak diukur secara langsung, namun diukur dari massa zat.

Lambang besaran: Mol
Satuan jumlah zat: Mol
Lambang satuan: n

Besaran turunan adalah besaran yang tersusun atas satu atau lebih besaran pokok, contohnya luas, volume, kecepatan, percepatan, gaya, dan usaha.

Besaran skalar adalah besaran yang hanya mempunyai nilai (besar), tidak mempunyai arah. Contoh besaran skalar yaitu voluma, massa, waktu, dan jarak.

Besaran vektor merupakan besaran yang mempunyai nilai yang besar dan arah. Contoh besaran vektor ialah perpindahan, kecepata, dan gaya.

Contoh Soal 

1.     Doni melakukan beberapa kegiatan pengukuran dan diperoleh data sebagai berikut.

(1) Massa telur dalam plastik 0,5 kg

(2) Volume batu 40 cm3

(3) Suhu kamar tidur 25ºC

(4) Tinggi meja belajar 80 cm

(5) Luas ruangan tamu 12 m2

(6) Denyut jantung Doni 78 denyut per menit

Hasil pengukuran Doni yang termasuk besaran pokok adalah ….

a. (1), (2), dan (3)

b. (1), (3), dan (4)

c. (2), (5), dan (6)

d. (4), (5), dan (6)

2.      Pasangan besaran, satuan, dan alat ukur yang benar adalah ….

 

No.

Besaran

Satuan

Alat ukur

1.

Panjang

meter

Mistar

2.

Berat

kilogram

Neraca

3.

Waktu

sekon

Stop Watch

4.

Suhu

celcius

Thermometer

5.

Kuat Arus

ampere

Amperemeter

Besaran dan satuan dalam SI maupun alat ukur yang benar ditunjukkan pada nomor ….

a. (1), (2), dan (4)

b. (1), (3), dan (4)

c. (1), (3), dan (5)

d. (2), (4), dan (5)


3.      Perhatikan gambar berikut!



Hasil pengukuran dengan menggunakan neraca O’hauss adalah….

a.  197,5 g

b.  197,0 g

c.  187,5 g

d.  187,0 g


4. Perhatikan gambar berikut!

Hasil pengukuran jangka sorong tersebut adalah ….
a. 5,40
b. 5,10
c. 4,35
d. 4,33

5. Perhatikan hasil pengukuran massa berikut!

Besar massa benda adalah ….
a. 0,125 kg
b. 1,25 kg
c. 12,5 kg
d. 125,0 kg

6. Volume benda yang tidak beraturan diukur menggunakan gelas ukur seperti tampak pada gambar berikut.

Volume benda tidak beraturan tersebut adalah …. mL.
a. 20
b. 30
c. 40
d. 50

7. Seorang siswa mengukur panjang pensil dengan penggaris patah seperti pada gambar berikut.

Berdasarkan gambar tersebut, panjang pensil adalah … cm
a. 5
b. 4
c. 3
d. 2

8. Perhatikan tabel besaran dan satuannya berikut!

Hubungan antara besaran pokok dan satuan yang benar ditunjukkan oleh nomor ….
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 2 dan 3
d. 2 dan 4

9. Berdasarkan Sistem Internasional, maka satuan dasar massa adalah ….
a. ton
b. ons
c. kilogram
d. gram

10. Berikut ini merupakan alat ukur panjang, kecuali ….

a.

b.

c.

d.

SEMANGAT BELAJAR 
SAMPAI JUMPA PADA MATERI SELANJUTNYA


Kamis, 08 Juni 2023

Belajar Kelas Bintang dari Seni Merawat Bonsai


Sekelumit refleksi diri sebagai penikmat bonsai 


Sumber gambar :

https://www.cekpremi.com/blog/cara-merawat-bonsai/

Setiap insan  menyukai keindahan sebagai bagian dari estetika kehidupannya. Belajar dari Bonsai kita mengenal arti berjuang. Merawat tumbuhan yang mulanya besar menjadi kerdil tidaklah semudah menyuguhkan kopi pahit menjadi  kopi manis. Seni menanam pohon dalam pot  ala bonsai mengajarkan kita menjadi pohon berkelas bintang.

Bonsai di kelas bintang mengajak kita merefleksi diri terkait filosofi dalam kehidupan. “Semakin meningkat secara usia makin matang dan makin berkelas.” Kelas seperti apa yang bisa direfleksikan dari bonsai? Semakin bertambah usia hendaknya kesejukan pikiran dalam mengarungi badai permasalahan dalam kehidupan makin terkompromi. Kebijaksanaan untuk menjadi indah dan sekuat bonsai perlu dicicil untuk dipelajari dalam alur tujuan kehidupan manusia.

Istilah bonsai sendiri berasal dari Jepang yang merupakan seni tradisonal pemeliharaan tanaman dalam sebuah pot dangkal. Tujuannya adalah untuk membuat miniatur dari pohon asli yang besar dan sudah tua di alam bebas. Bonsai dikenal dengan hobi berkelas bintang, menjadi indah dan berharga mensyaratkan kesabaran.

Dalam kontes bonsai juga ada klasifikasinya dan kelas-kelasnya. Ada kelas prospek, kelas regional, kelas madya, kelas utama, dan kelas bintang. Pada masing masing kelas juga ada penilaian best ten dan best in show. Matang adalah syarat sebuah bonsai berkompetisi dalam kelas bintang. Matang yang dimaksud adalah sudah dari segi bentuk sudah menyerupai pohon tua di alamnya tanpa alat bantu lagi yang menempel di pohon tersebut, tanpa kawat tanpa bekas lilitan. Serupa dengan manusia dalam kelas bintang, semua unsur kematangan dalam hidup harus terpenuhi seperti cara berpikir, perkataan dan tingkah laku untuk mencapai tujuan.  


Sabtu, 04 Februari 2023

MENGAPA REFLEKSI ?

Salam dan bahagia Sahabat Sains.


Belajar tentang refleksi merupakan hal yang berkesan bagi saya sebagai guru IPA belakangan ini. Saya mulai belajar jujur dengan diri sendiri. Lebih banyak meluangkan waktu untuk terbuka, berdiskusi dengan anak didik terkait proses yang mereka lalui bersama saya, serta bertanggung jawab atas profesi saya sebagai abdi dari anak didik dengan sepenuh hati.  

Untuk membangun kebiasaan refleksi, perlu diawali dulu dengan pemahaman dan  kesadaran diri akan penting serta manfaat melakukan refleksi.

Apa sebenarnya makna dari refleksi? Apa bedanya dengan evaluasi?

Evaluasi ialah proses menganalisis peristiwa yang terjadi selama kegiatan pembelajaran dan hasil dari kegiatan tersebut. Kegiatan evaluasi diikuti dengan refleksi. Refleksi ialah proses memaknai secara holistik peristiwa yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran, sehingga para guru mendapatkan informasi bagaimana sebaiknya meningkatkan pembelajaran.

Memaknai secara holistik artinya bukan hanya melihat runutan apa yang terjadi, namun juga mempertimbangkan emosi, rasa, harapan, situasi sekitar, dan lain-lain. 

Proses refleksi dapat dilakukan kapan saja, tanpa perlu meluangkan waktu khusus. Proses Refleksi penting karena proses refleksi diikuti oleh tindak lanjut. Tindak lanjut ialah langkah-langkah konkret agar terjadi perubahan yang lebih baik.

Secara umum, Refleksi berguna untuk: 

  • Membantu lebih produktif
  • Menciptakan pola pikir baru
  • Menemukan solusi dari masalah yang terus-menerus terjadi

Manfaat refleksi bagi pengembangan diri pendidik:  

  • Proses refleksi merupakan langkah pengembangan diri yang mendasar bagi profesionalitas pendidik. Proses refleksi akan membantu pendidik mempertahankan rasa ingin tahu dalam kegiatan belajar pribadi, dan mengembangkan kebiasaan inkuiri yang mendorong perubahan diri dan perbaikan terus-menerus dalam praktek mengajar.
  • Saat pendidik beradaptasi dengan kurikulum baru dan strategi pembelajaran baru, proses refleksi dapat membantu pendidik dalam proses penyesuaian pola pikir. Dengan demikian, pendidik mampu menjalankan proses analisa secara kritis terhadap informasi baru yang diperoleh dan efektivitas penerapannya dalam pembelajaran, sehingga tingkat pemahaman pun akan lebih berkembang. 
  • Proses refleksi yang telah dilakukan tentunya akan menampilkan keberhasilan maupun kegagalan pendidik. Kegagalan tentunya penting dan berguna agar pendidik lebih banyak belajar dan mencari tahu strategi lain yang lebih efektif dengan membaca ataupun melakukan eksperimen. Begitupun dengan keberhasilan, strategi yang telah digunakan belum tentu dapat diulang dan menghasilkan kesuksesan yang sama.
  • Dalam proses refleksi, pendidik dapat mengevaluasi proses pembelajaran, menentukan bagian yang perlu dipertahankan, dikembangkan, atau perlu dimodifikasi hingga pendidik memiliki wawasan yang lebih luas dan pertimbangan yang lebih matang.
Manfaat refleksi bagi peningkatan kualitas pembelajaran:  
  • Proses refleksi akan mendorong pendidik untuk berlatih berpikir kritis tentang hasil rencana pembelajaran yang telah disiapkan. Selanjutnya, pendidik dapat mengupayakan berbagai solusi kreatif untuk mengatasi hambatan dan menemukan cara-cara inovatif untuk memperbaiki keterampilan mengajar. Dalam proses refleksi, pendidik dapat mengevaluasi proses pembelajaran, menentukan bagian yang perlu dipertahankan, dikembangkan, atau perlu dimodifikasi hingga pendidik memiliki wawasan yang lebih luas dan pertimbangan yang lebih matang. Data yang diperoleh dari proses refleksi terhadap kegiatan pembelajaran akan membantu pendidik untuk membuat keputusan tentang rencana kegiatan pembelajaran di masa mendatang dan pendampingan khusus yang mungkin perlu untuk dilakukan pada siswa-siswa tertentu.
  • Proses refleksi akan menyelaraskan keyakinan seorang pendidik tentang kegiatan belajar dan pengalaman nyata dalam proses belajar mengajar di kelas. Seringkali, pendidik menemukan bahwa ternyata terdapat ketidaksesuaian antara asumsi pendidik dengan kenyataan yang terjadi di dalam kelas. Misalnya, pendidik senior yakin bahwa pendekatan pembelajaran tertentu pada suatu topik akan selalu berhasil untuk meningkatkan pemahaman siswa. Namun dengan proses refleksi diri, pendidik dapat menyadari bahwa selalu ada peluang untuk lebih meningkatkan efektivitas pembelajaran di kelas

    Apakah manfaat refleksi bagi siswa?
Dengan melakukan refleksi maka siswa akan: 
Mengembangkan profil diri siswa yang berhubungan dengan kegiatan refleksi, seperti rasa tanggung jawab, kepemimpinan, empati, kreativitas, daya pikir kritis, dan kreativitas. Dengan demikian, siswa dapat berkembang dalam aspek akademis dan aspek sosial emosional sekaligus. 
Memiliki relasi yang lebih positif dengan pendidik karena dapat berekspresi dan berpendapat tentang suasana maupun sistem belajar yang diminati. Partisipasi siswa dalam proses belajar pun akan meningkat 
Melatih siswa untuk mengembangkan High Order Thinking Skills (HOTS) atau disebut juga sebagai Fungsi Eksekutif sehingga siswa terlatih untuk melakukan evaluasi mandiri pada tujuan belajar pribadi serta memantau perilaku dan sikap dalam belajar. Dengan demikian, kesadaran diri siswa akan meningkat sehingga siswa terlibat aktif dalam keseluruhan proses belajar dan menjadi pemelajar yang mandiri.

Terdapat tiga sikap dasar yang dapat mendukung kita melakukan proses refleksi dalam keseharian, yaitu :

1. Sepenuh Hati

Refleksi dilakukan tanpa paksaan dari pihak manapun dan atas kesadaran sendiri bahwa kegiatan ini membantu kita untuk berkembang

2. Jujur dan Berpikir Terbuka

Proses refleksi yang efektif membutuhkan kejujuran terhadap apa yang dipikirkan dan dirasakan. Selain itu, dibutuhkan juga keterbukaan akan informasi, saran, ataupun pendapat dari orang lain. Dengan begitu, kita bisa mendapatkan gambaran masalah yang lebih utuh dan mempermudah memikirkan solusi.

3. Rasa Tanggung Jawab

Sebagai pendidik, kita bertanggung jawab terhadap apa yang kita ajarkan dan dampaknya terhadap peserta didik kita. Rasa tanggung jawab ini harus dimiliki oleh setiap guru dengan begitu akan timbul motivasi untuk selalu belajar dan mengembangkan kemampuan pedagogi.

Menurut Stephen Brookfield, terdapat empat lensa atau perspektif yang dapat kita gunakan dalam berefleksi, yaitu : 

  1. Lensa diri: menggunakan pengalaman pribadi.
  2. Lensa pemelajar: menggunakan perspektif peserta didik (diperoleh melalui: empati, berdialog langsung, melakukan survey, hasil asesmen, dsb).
  3. Lensa rekan sejawat: menggunakan perspektif rekan sejawat (diperoleh melalui diskusi dan berbagi pengalaman secara informal)
  4. Lensa teori atau literatur: menggunakan informasi yang diperoleh melalui buku, jurnal, kelas profesional, pelatihan mandiri di Platform Merdeka Mengajar (PMM), dsb. 

Keempat perspektif ini dapat digunakan untuk berkaca pada diri sendiri dan terus mengembangkan diri sebagai pendidik.

Apakah yang terjadi apabila guru tidak memiliki kebiasaan refleksi?

Proses pembelajaran hanya akan seperti pengguguran kewajiban saja baik pendidik maupun pada siswa. Sesi belajar akan berlangsung tanpa tujuan yang bermakna bagi masing-masing pihak.

Bagaimana cara memulai membiasakan diri melakukan refleksi?

  1. Luangkan waktu, buatlah jadwal rutin refleksi diri dan pastikan Ibu dan Bapak guru tidak terburu-buru dalam menjalani prosesnya 
  2. Pastikan hasil refleksi tercatat dengan baik. Ibu dan Bapak guru bisa menuliskan di dalam jurnal pribadi sebagai pengingat akan proses serta progres refleksi yang telah dilakukan. 
  3. Memiliki rekan bertukar pikiran, dapat memperkaya perspektif kita dalam proses refleksi. Pilihlah teman Ibu dan Bapak guru yang cukup jujur dan kritis dalam mengevaluasi proses pembelajaran yang akan maupun telah dilakukan


Kamis, 01 September 2022

Menavigasi Diri Menuju Well Being Melalui Kepemimpinan Murid (Student Agency)

Sebuah analogi dalam memaknai merdeka berpikir dalam kurikulum merdeka. Seorang pendidik dianalogikan sebagai pemandu dan murid dianalogikan sebagai pendaki gunung. Tugas sebagai pemandu adalah menuntun pendaki untuk mencapai puncak. 

 

Ini ibarat seorang pendidik menuntun murid hingga sampai pada tujuan belajarnya. Pemandu lebih awal mencapai rute terbaik karena sudah lebih awal mengetahui rute yang biasa dijalaninya. Ibarat seorang pendidik merencanakan langkah-langkah pembelajaran terhadap muridnya. Pemandu memilih tempat istirahat sejenak bagi pendaki untuk melihat pemandangan dan rute yang telah dilalui. Ibaratkan seorang guru yang tengah melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukannya. 

Analogi ini sejalan dengan filosofi dan metafora “menumbuhkan padi”, Ki Hajar Dewantara bahwa dalam mewujudkan pembelajaran yang berpusat pada murid,  kita harus secara sadar dan terencana membangun ekosistem yang mendukung pembelajaran murid sehingga mampu memekarkan mereka sesuai dengan kodratnya. Murid secara natural adalah seorang pengamat, penjelajah, penanya, yang memiliki rasa ingin tahu atau minat terhadap berbagai hal tanpa melupakan kodrat alam dan kodrat zamannya. 



                                                        
Sumber Foto: Dokumen Pribadi

Melalui rasa ingin tahu serta interaksi dan pengalaman mereka dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya, mereka kemudian mongkonstruksi pemahaman tentang diri mereka, orang lain, lingkungan sekitar, maupun dunia yang lebih luas. Murid bukanlah kertas kosong, mereka memiliki potensi yang telah dibawanya dari lahir. Murid-murid kita sebenarnya memiliki kemampuan atau kapasitas untuk mengambil bagian atau peranan dalam proses belajar mereka sendiri. Namun, terkadang guru atau orang dewasa memperlakukan murid-murid seolah-olah mereka tidak mampu membuat keputusan, pilihan atau memberikan pendapat terkait dengan proses belajar mereka. Kadang-kadang kita bahkan tanpa sadar membiarkan murid-murid kita secara sengaja menjadi tidak berdaya (learned helplessness), dengan secara sepihak memutuskan semua yang harus murid pelajari dan bagaimana mereka mempelajarinya, tanpa melibatkan peran serta mereka dalam proses pengambilan keputusan tersebut. 



Sumber Foto: Dokumen Pribadi

Dengan demikian, saat kita merancang sebuah program/kegiatan pembelajaran di sekolah, baik itu intrakurikuler, ko-kurikuler, atau ekstrakurikuler, maka murid juga seharusnya menjadi pertimbangan utama. Pertanyaannya kemudian adalah sejauh mana kita dapat menempatkan murid dalam proses pengambilan keputusan terkait dengan program/kegiatan pembelajaran tersebut?

Berkaitan dengan pengambilan keputusan terhadap metode yang diinginkan oleh murid untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya, guru sebagai penuntun dalam pembelajaran dapat menganalisis kebutuhan belajar murid dengan melakukan analisis kognitif di awal pembelajaran. caranya dengan :

1. Mengamati perilaku murid
2. Mengidentifikasi pengetahuan awal
3. Meriview dan melakukan refleksi terhadap praktik pengajaran
4. Coaching terkait potensi
5. Membaca raport murid dari kelas sebelumnya
6. Menggunakan survei

Berikut contoh hasil analisis diagnosis di awal pembelajaran terhadap kesiapan belajar murid dan minat murid mempelajari materi pengukuran murid berdasarkan gaya belajarnya.

Sumber : Dokumen Pribadi

Agar kita dapat menjadikan murid sebagai pemimpin bagi proses pembelajarannya sendiri, maka kita perlu memberikan kesempatan kepada murid untuk mengembangkan kapasitasnya dalam mengelola pembelajaran mereka sendiri, sehingga  potensi kepemimpinannya dapat berkembang dengan baik.  Peran guru adalah mendampingi murid agar pengembangan potensi kepemimpinan mereka tetap sesuai kodrat, konteks, dan kebutuhannya. Guru membiasakan mengurangi kontrol terhadap mereka. 

Sumber Foto: Dokumen Pribadi

Saat murid memiliki kontrol atas apa yang terjadi, atau merasa bahwa mereka dapat mempengaruhi sebuah situasi inilah, maka murid akan memiliki apa yang disebut dengan “agency”.  Agency berasal dari bahasa inggris yang diartikan sebagai kapasitas seseorang untuk mempengaruhi fungsi dirinya dan arah jalannya peristiwa melalui  tindakan yang dibuatnya. Murid mendemonstrasikan “student agency”  ketika mereka mampu mengarahkan pembelajaran mereka sendiri, membuat pilihan-pilihan, menyuarakan opini, mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan rasa ingin tahu, berpartisipasi dan berkontribusi pada komunitas belajar, mengkomunikasikan pemahaman mereka kepada orang lain, dan melakukan tindakan nyata sebagai hasil proses belajarnya.

Jika kita mengacu pada OECD (2021), ‘kepemimpinan murid’ berkaitan dengan pengembangan identitas dan rasa memiliki. Ketika murid mengembangkan agency, mereka mengandalkan motivasi, harapan, efikasi diri, dan growth mindset (pemahaman bahwa kemampuan dan kecerdasan dapat dikembangkan) untuk menavigasi diri mereka menuju kesejahteraan lahir batin (wellbeing). Hal inilah yang kemudian memungkinkan mereka untuk bertindak dengan memiliki tujuan, yang membimbing mereka untuk berkembang di masyarakat.

Konsep kepemimpinan murid  sebenarnya berakar pada prinsip bahwa murid memiliki kemampuan dan keinginan untuk secara positif mempengaruhi kehidupan mereka sendiri dan dunia di sekitar mereka. Kepemimpinan murid dapat dilihat sebagai kapasitas untuk menetapkan tujuan, melakukan refleksi dan bertindak secara bertanggung jawab untuk menghasilkan perubahan. Kepemimpinan murid adalah tentang murid yang bertindak  secara aktif; dan membuat keputusan serta pilihan yang bertanggung jawab, daripada hanya sekedar menerima apa yang ditentukan oleh orang lain. Ketika murid menjadi agen dalam pembelajaran mereka sendiri, yaitu ketika mereka berperan aktif dalam memutuskan apa dan bagaimana mereka akan belajar, maka mereka cenderung menunjukkan motivasi yang lebih besar untuk belajar dan lebih mampu menentukan tujuan belajar mereka sendiri. Lewat proses yang seperti ini, murid-murid akan secara natural mempelajari keterampilan belajar (belajar bagaimana belajar). Keterampilan belajar ini adalah sebuah keterampilan yang sangat penting, yang dapat dan akan mereka gunakan sepanjang hidup mereka.

Sumber Pustaka : OECD (2021), 21st-Century Readers: Developing Literacy Skills in a Digital World. PISA. OECD Publishing. Paris. Diakses pada https://doi.org/10.1787/a83d84cb-en. Tanggal 12 Agustus 2022