Anak bukanlah kertas kosong. Mereka memiliki berbagai keunikan dan potensi. Tugas guru dan orang tua menumbuhkan potensi anak (Mang_Darma 2021).
BDR dengan Model Discovery Learning berbantuan Portal Rumah Belajar
Materi Klasifikasi Hewan Invertebrata.
Portal Pendidikan Rumah Belajar
Merdeka Belajarnya, Rumah Belajar Portalnya, Maju Indonesia.
BDR dengan Model Discovery Learning berbantuan Portal Rumah Belajar
Materi Besaran, Satuan, dan Pengukuran.
Kuliah Umum Level 4 Bersama Mas Menteri
Bapak Ibu guru sekalian merupakan cikal dari guru-guru penggerak, guru-guru dengan inisiatif dan semangat tinggi untuk terus berpacu dengan tuntutan zaman.
Senin, 18 Oktober 2021
MERDEKA BELAJAR MEWUJUDKAN "NENG NING NUNG NANG" MASA PANDEMI
Sabtu, 11 September 2021
DOWNLOAD RPP IPA BERDIFERENSIASI
Salam dan Bahagia
Pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu.Dalam pelaksanaan di lapangan, setiap guru pasti menemukan kasus berbeda di kelasnya. Diperlukan sebuah perencanaan pembelajaran berdiferensiasi untuk mengakomodir kebutuhan belajar seluruh siswa. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan dibuat hendaklah memuat strategi diferensiasi konten, diferensiasi proses ataupun diferensiasi produk. Strategi diferensiasi yang dipilih menyesuaikan dengan kebutuhan belajar yang menyangkut kesiapan belajar, minat, dan profil belajar siswa. Strategi diferensiasi tersebut dapat dipilih salah satu ataupun dapat dipergunakan sekaligus ketiganya sesuai dengan kemerdekaan belajar di kelas bapak/ibu.
- RPP Berdiferensiasi IPA Kelas 8 KD 3.2 [DISINI]
- RPP Berdiferensiasi IPA Kelas 9 KD 3.7 [DISINI] dapat juga mengunduh [DISINI] atau [DISINI] dan [DISINI]
- RPP Berdiferensiasi IPA Kelas 9 KD 3.8 [DISINI]
- RPP Berdiferensiasi IPA Kelas 9 KD 3.9 [DISINI]
- RPP Berdiferensiasi IPA Kelas 9 KD 3.10 [DISINI]
Selasa, 20 April 2021
Identifikasi Aset Daerah Sebagai Modal Pengembangan Pendidikan
Salam dan Bahagia
Kali ini admin sahabat sains akan mengupas tentang aset Kecamatan Sidemen, Kabupaten Karangasem yang dapat dipergunakan sebagai modal pengembangan bagi pendidikan di sekolah.
Kamis, 25 Maret 2021
PROGRAM JANGKA PENDEK DALAM KOMUNITAS PRAKTISI
Salam dan Bahagia Sahabat Sains. Postingan kali ini merupakan laporan kegiatan program jangka pendek yang penulis lakukan sebagai aksi nyata menggairahkan komunitas praktisi melalui diskusi untuk merefleksikan kegiatan pembelajaran berdiferensiasi yang dilaksanakan guru di SMP Negeri Satu Atap Sangkan Gunung.
VISI
Terwujudnya Profil Pelajar Pancasila melalui Merdeka Belajar Berlandaskan Srada dan Bhakti
MISI
- Menanamkan keimanan dan ketakwaan melalui pengamalan ajaran agama yang dianutnya
- Mengoptimalkan proses belajar dan bimbingan yang menyenangkan, komunikatif, dan menantang melalui pembelajaran berdiferensiasi
- Mengembangkan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi berdasarkan minat, bakat, dan potensi peserta didik
- Membina kemandirian peserta didik melalui kegiatan pembiasaan, kewirausahaan, dan pengembangan diri yang terencana dan berkesinambungan
- Mengintegrasikan budaya lokal dalam proses pembelajaran maupun kegiatan ekstrakurikuler
- Menjalin kerja sama yang harmonis antarwarga sekolah dan lembaga lain yang terkait.
- Murid terampil dalam membuat karya / proyek
- Memberikan kebebasan dalam pemilihan gaya belajar
- Memberikan alternatif pilihan konten belajar berdasarkan minat murid
Koneksi Antarmateri - Coaching
Salam dan Bahagia Sahabat Sains
Kali ini admin akan membagikan koneksi antar materi dan rancangan aksi nyata praktik coaching.
Rabu, 10 Maret 2021
AKSI NYATA PEMBELAJARAN BERDIFRENSIASI DAN SOSIAL EMOSIONAL
Salam dan Bahagia Sahabat Sains
Berikut ini admin sahabatsains.com akan berbagi aksi nyata pembelajaran berdiferensiasi dan sosial emosional secara daring pada mata pelajaran IPA kelas VII materi "Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungannya".
Media pembelajaran yang dipergunakan saat berdiskusi dalam tatap muka maya sebagai berikut.
Jumat, 05 Februari 2021
RPP PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
Salam dan Bahagia
Pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu.
Dalam pelaksanaan di lapangan, setiap guru pasti menemukan kasus berbeda di kelasnya. Diperlukan sebuah perencanaan pembelajaran berdiferensiasi untuk mengakomodir kebutuhan belajar seluruh siswa. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan dibuat hendaklah memuat strategi diferensiasi konten, diferensiasi proses ataupun diferensiasi produk. Strategi diferensiasi yang dipilih menyesuaikan dengan kebutuhan belajar yang menyangkut kesiapan belajar, minat, dan profil belajar siswa. Strategi diferensiasi tersebut dapat dipilih salah satu ataupun dapat dipergunakan sekaligus ketiganya sesuai dengan kemerdekaan belajar di kelas bapak/ibu.
Baca juga: Penjelasan tentang pembelajaran berdiferensiasi DISINI
Berikut ini adalah sebuah contoh kasus pertama yang dialami guru TK
- Sebagian besar murid-muridnya sudah dapat mengikuti instruksi yang terdiri dari dua langkah.
- 4 orang muridnya dapat mengikuti instruksi lebih dari dua langkah dengan cepat dan mandiri.
- 2 orang muridnya masih belum dapat mengikuti instruksi dengan baik.
Demikian tiga kasus yang dialami oleh ketiga guru pada jenjang yang berbeda. Saya yakin bapak/ibu guru memiliki banyak kasus lain di kelas bapak/ibu. Mari bersama mengakomodir seluruh kebutuhan siswa yang muaranya nanti adalah siswa memiliki kecakapan hidup berupa keterampilan sesuai dengan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar.
Panjang umur perjuangan guru penggerak.
Minggu, 31 Januari 2021
AKSI NYATA BUDAYA POSITIF SEKOLAH
Salam dan Bahagia Calon Guru Penggerak di Seluruh Indonesia.
Kali ini admin sahabatsains.com akan membagikan aksi nyata program guru penggerak angkatan 1 pada modul 1.4, yaitu Budaya Positif di Sekolah.
BUDAYA 5S (SENYUM , SAPA, SALAM, SOPAN, DAN SANTUN )
MEWUJUDKAN KONSEP PAWONGAN
ARTIKEL
Oleh:
Nyoman Sri Darmayanti
Guru di SMP Negeri Satu Atap Sangkan Gunung, CGP Kab. Karangasem
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan karakter yang menekankan pada berbagai dimensi dalam proses pembentukan pribadi, diharapkan mampu membendung berbagai kemungkinan-kemungkinan negatif yang secara perlahan akan menghilangkan budaya bangsa. Melalui pendidikan karakter diharapkan permasalahan yang timbul dari pergeseran etika dan moral yang dilakukan oleh para generasi muda akan semakin menurun atau bahkan menghilang.
Bali sebagai pulau yang mengedepankan rasa humanisme memiliki beberapa konsep budaya yang melekat dalam kehidupan masyarakatnya. Konsep Pawongan adalah Salah satu bagian dari Tri Hita Karana dalam menjaga keharmonisan hubungan di Bali. Pawongan merupakan sebuah konsep bagaimana membina hubungan harmonis antara sesama manusia. Diperlukan sebuah seni untuk membina hubungan agar selalu berjalan dengan baik.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan agar tercipta sebuah pola hubungan pawongan yang baik, yaitu:
Memiliki pemikiran yang universal, sebagai manusia kita harus mampu untuk mengembangankan pandangan yang universal berdasarkan pemahaman pada asas-asas spiritual. Kita tidak akan bisa mendapatkan kemajuan dalam kebijaksanaan dan pemahaman yang lebih tinggi tentang spiritual melalui pandangan yang sempit. Semua bentuk pemujaan dan meditasi, yang dianggap sebagai praktik spiritual, namun sebenarnya adalah penyimpangan mental bila itu ditujukan untuk menyenangkan pikiran semata. Tuhan digambarkan sebagai ayah, ibu, kakak, teman dan seterusnya. Ketahuilah bahwa kita adalah satu. Kalian ada di dalam Tuhan dan Tuhan ada dalam diri kalian, pencerminan diri kita juga ada dalam diri orang lain. Spiritualitas berarti menyadari penyatuan kita dengan Tuhan, kita dengan ciptaan-Nya yang lain, kita dengan lingkungan. begitu kita mendapatkan keyakinan ini maka berbagai macam sadhana spritual tidak akan diperlukan lagi. Kesatuan ini seharunya tidak hanya konsep intelektual semata itu seharusnya menjadi sebuah realitas hidup.
Menjadi pribadi yang ramah, sikap ramah ibarat air segar yang bisa menawarkan rasa haus manusia akan sebuah rasa penghormatan. Hendaknya kita selalu melihat sisi baik pada sikap dan perbuatan orang lain. Bersikap ramah dengan tulus.Dewasa ini kondisi karakter peserta didik di sekolah sedikit memprihatinkan, baik secara emosional, tindakan maupun perilaku sosial peserta didk. Diperlukan upaya pembentukan budaya positif sekolah untuk membentuk profil pelajar pancasila sesuai tujuan dari merdeka belajar. Pendidikan karakter yang menekankan pada berbagai dimensi dalam proses pembentukan pribadi, diharapkan mampu membendung berbagai kemungkinan-kemungkinan negatif yang secara perlahan akan menghilangkan budaya bangsa ini. Sehingga diharapkan permasalahan yang timbul dari pergeseran etika dan moral yang dilakukan oleh para generasi muda akan semakin menurun atau bahkan menghilang.
Banyak sekali program yang ditemukan untuk meningkatkan nilai karakter diri para peserta didik, salah satu program yang bisa diterapkan untuk menanamkan pendidikan karakter para peserta didik adalah membiasakan budaya 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun). Program ini merupakan kegiatan yang sederhana, namun memiliki peranan dalam mewujudkan hubungan yang harmonis antara sesama (Pawongan)
B. TUJUAN AKSI NYATA
Adapun tujuan kegiatan ini sebagai berikut:
- Peserta didik dapat menggunakan bahasa yang sopan ketika berbicara dengan guru dan teman-temannya.
- Dengan senyum peserta didik merasa lebih damai, senang, dan gembira berada di lingkungan sekolah
- Dengan sapa dan salam mempererat tali persaudaraan dan mencairkan suasana
- Dengan pembiasaan sopan dan santun akan terbentuk pribadi yang baik sehingga tercipta harmonisasi antar semua warga sekolah (Pawongan).
C. DESKRIPSI AKSI NYATA
Pembiasaan budaya 5S diawali dengan mengadakan kesepakatan kelas. Kelas yang penulis pakai sebagai subyek adalah kelas IX A karena penulis merupakan wali di kelas tersebut. Adapun runtutan kegiatan aksi nyata Budaya 5S mewujudkan konsep Pawongan ketika masa pandemi Covid-19 di semester genap tahun pelajaran 2020/2021 sebagai berikut.
- Mengadakan diskusi bersama peserta didik kelas IX A melalui aplikasi Zoom untuk membentuk kesepakatan kelas terkait budaya positif yang akan diterapkan di kelas IX A.
- Pendapat-pendapat peserta didik diketikkan di dokumen melalui aplikasi Google Doc.
- Setelah terdapat kesepakatan kelas dimana salah satunya adalah penerapan budaya 5S, guru dan peserta didik menandatangani kesepakatan kelas tersebut.
- Guru memantau aktivitas peserta didik ketika mengumpulkan tugas secara langsung ke sekolah, ketika berdiskusi di grup kelas melalui WA atau classroom.
- Hasil pemantauan disampaikan kepada Kasatdik dan guru lain sebagai bahan refleksi.
Tolak ukur keberhasilan dari pelaksanaan kegiatan ini sebagai berikut:
- Peserta didik terbiasa memberi salam ketika berkomunikasi dengan teman, guru dan pegawai termasuk kepada tamu yang datang.
- Peserta didik terbiasa memberikan senyum dan sapaan hangat ketika bertemu dengan teman, guru atau pegawai termasuk kepada tamu yang datang
- Peserta didik berperilaku sopan dan santun dalam kesehariannya di sekolah.
D. HASIL AKSI NYATA
Pelaksanaan budaya 5S di masa pandemi diupayakan tetap dilaksanakan. Adapun hasilnya, yaitu sebagai berikut:
- Pembiasaan mengadakan kesepakatan kelas dalam membentuk budaya positif awalnya memang belum biasa dilakukan oleh peserta didik karena mereka belum terbiasa memberikan pendapatnya. Setelah dituntun dengan pertanyaan-pertanyaan membentuk kebiasaan baik di sekolah. beberapa peserta didik mulai memberikan pendapatnya. Aplikasi virtual yang digunakan adalah zoom meeting. komentar peserta didik dituliskan di kolom chat. Dari beberapa pendapat disepakatilah Budaya Positif yang akan dilakukan, yaitu: a) mentaati protokol kesehatan, b) budaya 5S (Senyum, sapa, salam, sopan, dan santun), c) mengumpulkan tugas tepat waktu, d) menjaga iman dan imun agar aman.
- Poster kesepakatan kelas digital yang dibuat ditandatangani dan dishare di grup WA kelas IX A.
- Perilaku peserta didik ketika mengumpulkan tugas mulai diamati ketika kesekolah peserta didik memakai masker untuk mematuhi protokol kesehatan. Ketika bertemu dengan guru peserta didik tidak memberikan salam dengan berjabat tangan namun dengan salam panganjali, yaitu mencakupkan tangan dan menyapa guru yang ditemuinya.
- Pada awalnya ketika murid bertanya kepada guru lewat WA, banyak yang memulai percakan dengan mengetik hurup "P" yang artinya "ping" untuk mengetahui apa gurunya sedang online atau tidak. Perlahan dengan adanya kesepakatan kelas untuk berlaku sopan dan santun, peserta didik mulai terbiasa menggunaan sapaan yang sopan dan bertemu guru di sekolah berperilaku santun.
- Kegiatan pembentukan budaya positif di sekolah mendapatkan apresiasi yang baik dari kasatdik dan guru lain. Guru-guru mulai juga memulai untuk mengadakan kesepakatan kelas pada murid walinya untuk membentuk budaya positif. Hal tersebut menjadi langkah awal mewujudkan hubungan yang harmonis dengan peserta didik dan warga sekolah (konsep pawongan).
E. REFLEKSI
Kebaikan yang diperoleh dari aksi nyata ini adalah pembiasaan membangun kesepakatan kelas bersama peserta didik dengan mendengarkan keinginan peserta didik, mewujudkan hubungan yang harmonis dengan warga sekolah melalui buaya 5S, dan perubahan sikap ke arah yang positif pada peserta didik, terutama dalam hal berkomunikasi dengan guru melalui aplikasi WA pada masa belajar dari rumah (BDR).
Kelemahan pada pelaksanaannya adalah tidak dapat membiasakan secara nyata di kelas secara tatap muka karena masih pandemi.
F. PERBAIKAN YANG DILAKUKAN
Jika nanti pembelajaran dapat berjalan normal, poster kesepakatan kelas akan dipasang di depan kelas supaya dapat dilihat untuk dilaksanakan oleh peserta didik. Hal ini juga dilakukan oleh wali kelas yang lain guna membentuk budaya positif sekolah.
G. DOKUMENTASI KEGIATAN
Sabtu, 30 Januari 2021
AKSI NYATA PENERAPAN INKUIRI APRESIATIF MELALUI MADING BALI
Salam dan Bahagia Sahabat Sains
Kali ini saya, Mbok Nyoman akan berbagi aksi nyata Modul 1.3 Pendidikan Guru Penggerak dalam menumbuhkan budaya literasi membaca dan menulis bagi murid di SMP Negeri Satu Atap Sangkan Gunung ketika belajar dari rumah (BDR). Kegiatan ini merupakan sebuah terobosan ke arah perubahan positif dengan menggiatkan kebiasaan membaca. Seperti apa pelaksanaan aksi Mading Bali?
Berikut ini merupakan artikel aksi nyata saya dengan melaksanakan pendekatan inkuiri apresiatif dalam mewujudkan sekolah yang berbudaya literasi. Inkuiri apresiatif (IA) merupakan sebuah pendekatan menuju ke arah perubahan dengan mengambil segala kebaikan dan hal positif setiap komponen sekolah.
PENERAPAN INKUIRI APRESIATIF
MEWUJUDKAN GENERASI LITERAT MELALUI MADING BALI
OLEH:
NYOMAN SRI DARMAYANTI
CALON GURU PENGGERAK, KABUPATEN KARANGASEM, BALI
A. LATAR BELAKANG
Merdeka belajar adalah kebijakan besar dalam rangka mewujudkan transformasi pengelolaan pendidikan di Indonesia. Salah satu terobosan merdeka belajar, yaitu pelaksanaan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM). Fokus AKM ini akan menguji dua kompetensi siswa yaitu kompetensi literasi dan numerasi. Salah satu tujuan pelaksanaan AKM yaitu menumbuh kembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Jelas AKM ini akan benar-benar membawa perubahan karakter pada siswa apabila guru-guru juga siap menjadi seorang yang literat dalam menyikapi sebuah perubahan. Karena sejatinya semua anak itu 'istimewa' apabila guru bisa mengembangkan keistimewaannya. Literasi membantu kita membentuk pola pikir, perilaku, dan membangun karakter manusia untuk peduli dan bertanggung jawab terhadap dirinya dan masyarakat, serta alam semesta.
Literasi tidak diartikan dalam konteks yang sempit yakni membaca dengan membawa buku saja, tetapi segala bentuk kegiatan yang bertujuan untuk menumbuhkan kebiasaan untuk gemar membaca dan memberikan pemahaman terhadap peserta didik mengenai pentingnya membaca. Di dalam budaya literasi semua kegiatan dilakukan dengan suasana yang menyenangkan sehingga kegiatan peserta didik tidak merasa bosan saat budaya literasi itu dilaksanakan.Selain itu, bermanfaat juga untuk menumbuhkan mindset bahwa kegiatan membaca itu tidak membosankan bahkan menyenangkan.
Menjawab tantangan budaya literasi yang masih rendah di sekolah, selaku pendidik penulis merencanakan kegiatan aksi nyata Majalah Dinding budaya literasi (MADING BALI). Mengingat di semester genap masih tetap dilakukan pembelajaran secara daring. Maka pembiasaan budaya menuliskan apa yang dibaca dapat dilaksanakan di rumah.
B. TUJUAN KEGIATAN
Adapun tujuan kegiatan Mading Bali ini sebagai berikut:
- Menerapkan pendekatan inkuiri apresiatif menuju perubahan ke arah yang lebih baik bagi sekolah.
- Menumbuhkan budaya literasi baca dan tulis ketika belajar dari rumah (BDR).
- Memupuk kreativitas dalam membuat majalah dinding (mading).
- Bagaimana cara menumbuh kembangkan budaya literasi peserta didik di SMP Negeri Satap Sangkan Gunung?
- Dukungan apa saja yang diperlukan?
- Peserta didik memiliki buku pelajaran, majalah, atau koran dirumahnya yang dapat dibaca.
- Pentingnya menumbuhkan budaya membaca dan menulis di masa pandemi ini untuk membiasakan siswa memahami bacaan menuju pelaksanaan asesmen kompetensi minimum (AKM).
- Menumbuhkan budaya literasi baca dan tulis ketika belajar dari rumah (BDR).
- Memupuk kreativitas dalam membuat majalah dinding (mading).
- Minggu ke-1 di semester genap tahun pelajaran 2020/2021 melakukan komunikasi dengan kasatdik terkait rencana yang akan dilakukan
- Minggu ke-2 mulai mensosialisasikan ke peserta didik kelas IX
- Minggu ke-3 Mengumpulkan hasil Mading dan pemberian komentar
- Minggu ke-4 Merefleksikan bersama guru lain.
- Bertemu dengan kasatdik memaparkan rancangan aksi
- Mensosialisasikan di Grup WA kelas IX untuk membuka pengumuman pada Classroom terkait aksi Mading Bali.
- Mengadakan kesepakatan bersama anak-anak melalui grup WA kelas IX terkait jadwal pengumpulan. Dalam hal ini disepakati satu minggu untuk pengerjaan mading.
- Dokumentasi Karya Mading Bali dan dokumentasi foto ketika mengerjakan dikumpulkan di Classroom mata pelajaran prakarya
- Hasil karya berupa mading dikumpulkan ke sekolah dengan kesepakatan waktu pengumpulan supaya tidak bergerombol dan tetap melaksanakan protokol kesehatan ketika ke sekolah. Anak-anak langsung pulang setelah menyetor mading
- Hasil kegiatan tersebut dilaporkan kepada guru lain pada rapat rutin bulanan dan diadakan refleksi nilai positif dan kelemahan yang perlu di atasi.
- Sekolah sebagai institusi pengembangan karakter pasti memiliki hal positif yang dapat digunakan untuk mewujudkan perubahan menuju budaya literasi warga sekolahnya, utamanya kepada peserta didik sebagai generasi muda. Komitmen guru sangatlah diperlukan dalam menuntun peserta didik menemukan potensi dalam dirinya.
- Guru dapat menuntun pembiasaan budaya membaca dan menulis dengan kegiatan yang tidak membosankan. Hal yang dapat dilakukan, yaitu memupuk kreatifitas peserta didik melalui pembuatan majalah dinding. Majalah dinding yang dibuat dibebaskan bentuk dan bahannya sesuai kreasi anak. Anak begitu antusias dalam membaca dan mengambil inti bacaan dan menuliskannya dengan indah pada mading.
- Melalui pembuatan majalah dinding, berbagai karya kreasi peserta didik dapat dituangkan dalam mading. Hasil mading sangat luar biasa. Peserta didik sangat antusias mengerjakannya di rumah. Bahan yang digunakan dalam pembuatan mading sangat bervariasi. Tidak ada satupun karya yang isi bacaannya sama. Itu mengindikasikan peserta didik memang benar-benar membaca bacaan dari sumber yang berbeda, tidak sekedar menjiplak bacaan temannya.